Keripik Kepompong Bertahan saat Pandemi Covid-19, Produksi Tiga Kuintal Per Hari
jpnn.com, TEMANGGUNG - Produk usaha mikro kecil menengah (UMKM) keripik kepompong dari di Desa Kemiriombo, Gemawang, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah tetap bertahan di tengah pandemi Covid-19.
Pemilik usaha keripik kepompong "Dadi Waras" Triamaningsih (54) mengatakan, meskipun pandemi Covid-19 berdampak pada penurunan produk olahan ketela itu, tetapi usahanya masih tetap berjalan.
"Masih bisa dijual dengan harga Rp 18 ribu per kilogram," ujar Tria, di Temanggung, Selasa (16/3).
Menurut dia, sebelum pandemi produksi bisa menghabiskan bahan baku singkong hingga empat kuintal per hari. Namun, saat ini dia mengaku hanya bisa menghabiskan bahan baku dua hingga tiga kuintal per hari.
"Produksi keripik berkurang, karena permintaan juga turun dengan adanya pandemi ini, tetapi alhamdulillah masih bisa berproduksi," kata dia.
Dia menyebut, penurunan produksi berdampak pada tenaga kerja yang dikurangi.
Semula, kata dia, setiap hari mempekerjakan 12-14 orang, saat ini hanya enam orang per hari.
"Para pedagang datang ke tempat kami. Kalau sebelum pandemi, banyak pedagang menitip uang sebelum barang diambil, tetapi sekarang kami harus bersabar untuk menunggu pembayaran," tutur dia.
UMKM keripik kepompong dari di Desa Kemiriombo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah bertahan di tengah pandemi Covid-19.
- Buka Peluang Pasar UMKM ke Luar Negeri, Bea Cukai Tingkatkan Sinergi Antarinstansi
- Perluas Akses Pembiayaan UMKM, BNI Gandeng Batumbu
- OJK: Hadirnya PP 47/2024 Berdampak Positif Bagi Keberlangsungan UMKM ke Depan
- Peruri dan BPR Percepat Layanan Keuangan Digital bagi UMKM
- Sebanyak 90 Ribu Pengunjung Hadiri SIAL Interfood 2024
- Ini Cara Bea Cukai Dorong UMKM Naik Kelas di Pasuruan, Tanjungpinang, dan Jambi