Keripik Kepompong Bertahan saat Pandemi Covid-19, Produksi Tiga Kuintal Per Hari
Tria menuturkan, tidak pernah terkendala soal bahan baku, karena selain dari Temanggung, juga mendatangkan singkong dari Wonosobo.
"Meskipun harga singkong di pasar saat ini cenderung rendah, sekitar Rp 1.000 hingga Rp 1.200 per kilogram, tetapi kami tetap membeli dengan harga Rp 1.500 hingga Rp 2.000 per kilogram agar petani tetap semangat menanam singkong," tutur dia.
Dia juga mengatakan, produknya dinamakan keripik kepompong karena bentuknya menggelembung seperti kepompong.
"Awalnya kami hanya coba-coba untuk membuat keripik kepompong ini. Kami melakukan uji coba berkali-kali agar keripik bisa menggelembung seperti yang kami harapkan. Keripik kepompong produk kami ini sekarang sudah memiliki hak paten," kata Tria.
Proses pembuatan keripik kepompong, kata dia cukup mudah. Bahan baku singkong dikupas, dicuci, dikukus, digiling, dijemur dalam bentuk lembaran, setelah kering dipotong dan digoreng. Bumbu dasar keripik ini berupa garam dan bawang, setelah digoreng diberi penyedap.
"Singkong diolah karena sebelumnya banyak tetapi tidak laku," pungkas dia. (antara/jpnn)
UMKM keripik kepompong dari di Desa Kemiriombo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah bertahan di tengah pandemi Covid-19.
Redaktur & Reporter : Elvi Robia
- Buka Peluang Pasar UMKM ke Luar Negeri, Bea Cukai Tingkatkan Sinergi Antarinstansi
- Perluas Akses Pembiayaan UMKM, BNI Gandeng Batumbu
- OJK: Hadirnya PP 47/2024 Berdampak Positif Bagi Keberlangsungan UMKM ke Depan
- Peruri dan BPR Percepat Layanan Keuangan Digital bagi UMKM
- Sebanyak 90 Ribu Pengunjung Hadiri SIAL Interfood 2024
- Ini Cara Bea Cukai Dorong UMKM Naik Kelas di Pasuruan, Tanjungpinang, dan Jambi