Kerja Kasual Natal Jadi Batu Loncatan Untuk Dapat Pekerjaan Tetap di Australia

Kerja Kasual Natal Jadi Batu Loncatan Untuk Dapat Pekerjaan Tetap di Australia
Gwen sudah empat tahun memilih bekerja di musim Natal di Australia ketimbang liburan ke Indonesia. (Foto: ABC News, Erwin Renaldi)

Gwen mengakui kalau pekerjaan di sektor ritel lebih mudah didapatkan saat menjelang Natal, karena pertokoan yang buka lebih lama dari biasanya dan banyak pekerja yang berlibur.

Pengalaman yang sama juga dirasakan oleh Jason Hendriks, pemuda asal Makassar yang sedang bekerja di sebuah produk perawatan tubuh buatan Australia.

Kerja Kasual Natal Jadi Batu Loncatan Untuk Dapat Pekerjaan Tetap di Australia Photo: Jason mengatakan keinginan utamanya menjadi pekerja kasual di musim liburan adalah untuk belajar dan cari pengalaman. (Foto: Koleksi pribadi)

 

Menurut Jason, toko tempat ia bekerja membutuhkan lebih banyak tenaga, karena banyaknya konsumen yang berbelanja membeli hadiah Natal dan Tahun Baru, belum lagi dengan tawaran diskon.

"Karena mereka butuh lebih banyak tenaga kerja, jadi ada toleransi untuk tidak terlalu mementingkan pengalaman," katanya.

Baik Gwen dan Jason mengaku bayaran mereka sebagai pekerja kasual di musim liburan masih sama dengan bulan-bulan lainnya, yakni antara AU$ 25 hingga 30, atau lebih dari Rp 241 ribu hingga Rp 280, per jam.

"Tapi jelang akhir tahun kita bisa bekerja lebih lama, kalau di bulan biasa hanya kerja tiga sampai empat jam, kini bisa sampai delapan jam dalam sehari," kata Jason.

Jason juga mengaku kalau dalam dua minggu terkahir menjelang Natal, ia mendapat jadwal kerja lima hari dalam sepekan.

Di saat warga Australia menikmati liburan akhir tahun, dua pemuda asal Indonesia lebih memilih menjadi pekerja kasual

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News