Kerja Keras Anak-anak Muda Indonesia di Pabrik Daging Australia

"Kita bisa banget menabung, sekitar Rp 28 juta per bulan, tapi ini dari pengalaman sendiri ya," kata Vita yang mengaku memang hidup sederhana.
"Saya selalu masak sendiri, beli daging di pabrik yang lebih murah, dan sewa akomodasi AU$80 [sekitar Rp 800 ribu] per minggu," akunya.
Setelah menyelesaikan program WHV, Vita berkeinginan untuk kembali ke Indonesia.
"Alasannya karena keluarga, saya ingin membahagiakan orang tua saya," ujarnya yang bercita-cita memiliki usaha sendiri di Indonesia sepulangnya nanti.

Pengalaman lain diceritakan oleh Rendy Anugerah asal Makassar yang kini bekerja di pabrik pengolah daging di kawasan Tamworth, New South Wales.
Pemuda berusia 27 tahun lulusan IT dari Universitas Bina Nusantara bekerja di bagian penyusunan boks atau kemasan daging, yang termasuk pekerjaan berat secara fisik.
Kepada ABC Indonesia, Rendy mengaku setelah dua tahun mengikuti program WHV, berat badannya turun drastis, dari 105 kilogram menjadi 85 kilogram.
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia