Kerja Panglima TNI di Papua Patut Diacungi Jempol
Dia menyatakan memang tidak menafikan bahwa peristiwa Papua menunjukan ada kelemahan intelijen melakukan deteksi dini seperti BIN.
"Baca saja UU Intelejen disitu nanti masyarakat mengerti kewenangan dan batasan lembaga dan aparatur Intelijen. publik akan mengerti lembaga yang mana yang kewenangannya lebih luas. Saya menduga pihak-pihak yang sinis terhadap kinerja Panglima punya misi politis, " tegasnya.
Namun, lebih dari itu Cecep mengatakan, yang diperlukan Indonesia hari ini adalah konsolidasi sosial dan politik, hal itu akan terwujud jika semuafihak bisa saling memahami dan bersinergi.
"Tantangan kita hari ini adalah soal persatuan dan kesatuan itu akan rusak oleh intrik politik, semunya meski peka jangan sampai ada konflik didalam konflik. kasian bangsa ini, " tutupnya. (mg10/jpnn)
Keputusan Panglima TNI dan Kapolri untuk berkantor di Papua tentunya diambil dengan perhitungan matang dan terukur untuk meredam situasi.
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan
- TNI-Polri Kerahkan 115.000 Personel Amankan Pelantikan Prabowo-Gibran, Ada Potensi Ancaman?
- Qodari Puji Perhatian Besar Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto pada Olahraga Catur
- Bang Edi Puji Langkah Kapolri Beri Anugerah Tertinggi Pada Panglima TNI
- Survei Lemkapi: Masyarakat Puas dengan Kepemimpinan Jokowi di Aspek Keamanan
- Gladi Bersih HUT TNI, Ribuan Pasukan Berbaris hingga Beratraksi
- Panglima TNI Ungkap Presiden Jokowi Sangat Terkesan dengan Alutsista Buatan Dalam Negeri