Kerja Sama Indonesia-Norwegia Bukti Folu Net Sink 2030 Dilirik Dunia
“Kita ajak masyarakat, berikan edukasi dan pemahamam bahwa pentingnya perubahan iklim ini untuk kita bersama. Lalu bagaimana caranya, ajak dan libatkan masyrakat untuk melakukan tanam pohon bersama, pelestarian hutan yang memiliki potensi 60 persen dalam perubahan iklim.
“Jadi, perlu diketahui serapan karbon pada mangrove di hutan itu bisa mencapai lima kali lebih tinggi daripada jenis pohon lain, itu artinya jika kita membuka lahan baru akan menambah potensi karbon yang bisa memicu keuntungan bagi masyarakat setempat, karena nilai karbon saat ini masih rendah, yakni 5 dolar, padahal dengan melakukan penanaman mangrove, pelestarian hutan tentunya berbagai keuntungan juga bisa didapatkan oleh masyarakat luas,” tutupnya.
Sebagai informasi, MoU antara Indonesia dan Norwegia adaah meliputi kerjasama terkait pengurangan emisi darai deforestasi dan degradasi hutan dengan melindungi dan pengelolaan hutan melalui partisipasi masyarakat.
Selain itu, peningkatan kapasitas untuk memperkuat penyerapan karbon hutan alam melalui pengelolaan hutan lestasi, rehabilitasi hutan dan perhutanan sosial, termasuk mangrove.
Kemudian adapula, konservasi keaneka ragaman hayati, pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dan kerusakan lahan gambut. (dil/jpnn)
Menurut KLHK, Folu Net Sink bisa menjadi acuan dalam proses perubahan iklim Indonesia untuk dunia.
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif
- Digitalisasi untuk Mendorong Pengembangan Pariwisata Indonesia Perlu Dilakukan
- Universitas Bakrie Jadi Jembatan Pengembangan Industri Halal Antara Indonesia dan Filipina
- Komitmen Mengurangi Sampah, PT Godrej Consumer Products Raih Penghargaan KLHK
- PKN Membantu Pemerintah untuk Mengentaskan Masalah Stunting
- Latihan Militer Terpisah dengan Rusia dan Australia, Indonesia Tak Ingin Dikuasai oleh Siapa Pun?
- Pendidikan dan Pengalaman Kerja Migran, Termasuk Asal Indonesia, Belum Tentu Diakui Australia