Kerja Sama Tekan Biaya Produksi Migas

Menurut dia, sebelum ada kesepakatan strategis itu, kerap ditemukan beberapa permasalahan di lapangan. Contohnya, adanya perbedaan diskon di antara KKKS.
Direktur Utama PT Indoturbines Deny B. Kurnianto mengakui, besaran diskon sangat beragam. Nilainya bergantung jumlah pembelian setiap KKKS.
”Semakin besar pembelian yang dilakukan, makin besar pula diskon yang dapat diberikan,” ungkapnya.
Selain itu, pemesanan inventori dari KKKS masing-masing sering memunculkan tambahan biaya logistik dan pergudangan.
Juga fungsi peralatan yang menjadi kurang maksimal karena waktu tunggu suku cadang yang cukup lama.
Hal itu kerap menghambat pemeliharaan turbomachinery lantaran kegiatan overhaul.
Di sisi lain, pemeliharaan untuk tipe-tipe mesin tertentu masih harus dilakukan di kantor pusat Solar Turbines di Amerika Serikat.
”Belum ada training center untuk produk Solar Turbines ini di Indonesia,” ujar Kepala Divisi Pengelolaan Pengadaan Barang dan Jasa SKK Migas Erwin Suryadi.
Biaya produksi migas yang terus naik setiap tahun membuat kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) melakukan efisiensi.
- Dirut Pertamina Minta Maaf ke Masyarakat: Kami akan Bekerja Lebih Baik Lagi
- Pertamina Hulu Energi Pacu Produksi Migas, Inovasi Menjadi Kunci Wujudkan Asta Cita
- Sikat Mafia Besar di Sektor Permigasan, Prabowo Dinilai Tak Main-main
- Komisi XII DPR Puji Langkah Strategis Pertamina untuk Capai Target di 2025
- Metode Steamflood PHR, Inovasi Anak Bangsa untuk Ketahanan Energi Nasional
- Pertamina Raih Predikat Global Top Rated Industry, Mampu Pertahankan Tingkat Risiko ESG