Kerja Sama Tekan Biaya Produksi Migas
Menurut dia, sebelum ada kesepakatan strategis itu, kerap ditemukan beberapa permasalahan di lapangan. Contohnya, adanya perbedaan diskon di antara KKKS.
Direktur Utama PT Indoturbines Deny B. Kurnianto mengakui, besaran diskon sangat beragam. Nilainya bergantung jumlah pembelian setiap KKKS.
”Semakin besar pembelian yang dilakukan, makin besar pula diskon yang dapat diberikan,” ungkapnya.
Selain itu, pemesanan inventori dari KKKS masing-masing sering memunculkan tambahan biaya logistik dan pergudangan.
Juga fungsi peralatan yang menjadi kurang maksimal karena waktu tunggu suku cadang yang cukup lama.
Hal itu kerap menghambat pemeliharaan turbomachinery lantaran kegiatan overhaul.
Di sisi lain, pemeliharaan untuk tipe-tipe mesin tertentu masih harus dilakukan di kantor pusat Solar Turbines di Amerika Serikat.
”Belum ada training center untuk produk Solar Turbines ini di Indonesia,” ujar Kepala Divisi Pengelolaan Pengadaan Barang dan Jasa SKK Migas Erwin Suryadi.
Biaya produksi migas yang terus naik setiap tahun membuat kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) melakukan efisiensi.
- Konsorsium PHE, Sinopec & KUFPEC Teken Kontrak PSC Wilayah Kerja Melati, Ini Targetnya
- Pertamina Patra Niaga Raih 5 Penghargaan Keselamatan Migas 2024
- Jaga Keberlanjutan Energi Transisi, Pertamina Kembali Temukan Sumberdaya Gas di Sulawesi
- BUMN Energi Tanzania Gandeng Pertamina untuk Jajaki Peluang Baru Sektor Hulu Migas
- Inerco Sepakati Kerja Sama Pengoperasian Pabrik Pipa Seamless Pertama Asia Tenggara
- 5 Tahun ke Depan Prospek Investasi Hulu Migas di Indonesia Diprediksi Cerah