Kerja Tim Pemantau Kemendagri Didukung Video Conference
jpnn.com - JAKARTA – Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) sudah menyebar tim pemantau penyelenggaraan pilkada ke 269 daerah.
Direktur Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum (Dirjen Polpum) Kemendagri Mayjen Soedarmo menjelaskan, tim pemantau ini akan berada di lapangan hingga 11 Desember 2015 atau H+2.
Tugas tim di lapangan, lanjut Soedarmo, antara lain melakukan deteksi dini dan monitor perkembangan situasi berdasar potensi kerawanan.
Guna mendukung kerja tim pemantau, Kemendagri menyiapkan fasilitas video conference untuk memantau pelaksanaan pilkada 9 Desember.
Teknologi ini rencanannya akan dimanfaatkan pemerintah pusat untuk berdialog langsung dengan tim pemantau yang sudah ada di daerah.
“Rencanannya pihak dari Pemerintah pusat akan memantau langsung ke daerah dengan koneksi tersebut. Terkait informasi dan pelaksanaan pilkada,” ujar Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Kemendagri, Dodi Riatmadji.
Dijelaskan, memang ada 32 provinsi yang menggelar hajatan demokrasi ini. Namun menurut dia, hanya beberapa daerah yang menjadi perhatian khusus pemerintah. Sebab, bila semua terpantau, maka tidak cukup waktu untuk berkordinasi secara langsung.
Kepala Pusat Data dan Sistem Informasi (Kapusdatin) Kemendagri, Dudy Jocom menambahkan, sarana video conference ini menggunakan fiber optics sehingga koneksi suara dan gambar bisa terekam dengan baik, tak terputus-putus. (sam/jpnn)
JAKARTA – Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) sudah menyebar tim pemantau penyelenggaraan pilkada ke 269 daerah. Direktur Jenderal Politik
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Jokowi Mau Bikin Partai Super Tbk, Cucun PKB: Silakan Asal Sesuai UU
- Sampaikan Laporan saat Rapur, Komisi II Punya 10 Catatan soal Evaluasi Pimpinan DKPP
- Jokowi Pengin Bikin Partai Super Tbk, Anak Buah Bahlil Ingatkan soal UU
- Wakil Ketua MPR Usulkan Pertamina Bentuk Tim Investigasi Independen, Ini Tugasnya
- Johan Rosihan DPR: Praktik Pengoplosan Beras Mencederai Semangat Swasembada Pangan
- Mas Kanang Kritik Kinerja BUMN Karya: Kenapa Tidak Fokus Internasional Saja?