Keroyokan Infrastruktur Lagi untuk Peluang Baru

Keroyokan Infrastruktur Lagi untuk Peluang Baru
Keroyokan Infrastruktur Lagi untuk Peluang Baru
Alfred masih punya pekerjaan besar lain: membangun pelabuhan khusus minyak sawit (CPO) di Kuala Tanjung, sekitar 200 km dari Medan. Inilah pelabuhan CPO terbesar yang dibangun BUMN. Juga dengan sistem keroyokan bersama sejumlah BUMN. Dengan pelabuhan khusus di Kuala Tanjung ini, CPO dari Sumatera bisa langsung diekspor ke Eropa.

 

Selama ini CPO Sumatera hanya bisa keluar melalui kapal-kapal kecil di pelabuhan-pelabuhan dangkal untuk di-pool di Singapura atau Malaysia. Dengan Kuala Tanjung, pool CPO dilakukan di dalam negeri. Tahun ini juga pelabuhan khusus ini mulai dibangun. Semua persiapan sudah selesai dilakukan sejak ide ini lahir tahun lalu.

 

Pelindo I juga bikin babak baru di Aceh: pelabuhan kontainer. Minggu ini untuk pertama kalinya Pelindo I mencoba mengirim barang dengan menggunakan kontainer langsung ke pelabuhan dekat Kota Banda Aceh: Pelabuhan Malahayati.

 

Selama ini orang hanya bisa kirim kontainer dari Jakarta menggunakan truk melalui jalan darat yang melelahkan. Biaya per teus Rp 17 juta. Jalan lain: kontainer itu dikirim dulu ke Belawan, Medan, lalu diangkut dengan truk ke Banda Aceh. Biayanya Rp 13 juta per teus.

 

MEMBANGUN infrastruktur secara keroyokan kembali dilakukan. Kali ini di Medan. Tepatnya di Pelabuhan Belawan milik PT Pelindo I (Persero).  

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News