Kersamanah, Kecamatan di Garut yang di Lima Desanya Banyak Orang Gila (2-Habis)
Cari Perhatian dengan Salto dan Berbahasa Inggris
Jumat, 01 Mei 2009 – 06:36 WIB
Jaja kini tinggal dengan berdua dengan kakak perempuannya. Urusan makan dan uang hidup ditanggung kakaknya yang bekerja sebagai buruh tani. Kegilaan Jaja, kata Asep, kira-kira terjadi sekitar sepuluh tahun lalu.
Jaja dikenal sebagai murid yang rajin lagi pandai. Dia pun jarang membolos. Kemampuannya di pelajaran pun diakui banyak orang. Namun, malapetaka terjadi saat dia lulus dari STM. ''Saat itu Jaja bingung mau bekerja di mana,'' kata Asep. Padahal, kakak perempuannya berharap Jaja segera bekerja.
Jaja lantas bekerja serabutan. Namun, upah yang dia terima tak terlalu banyak. Sebenarnya, dia ingin mendirikan bengkel sendiri. Karena tak ada modal, keinginan itu tak pernah terlaksana.
Beberapa bulan setelah kelulusannya, Jaja mulai terlihat murung. Dia tak seperti biasanya, yang selalu bermain sepak bola di kala sore. Jaja mulai sering mengurung diri di kamar dan berbicara sendiri. ''Sejak itu Jaja bertingkah macam-macam sampai sekarang,'' ujar Asep.
Sebanyak 74 warga Kersamanah dilaporkan menderita skizofrenia, yakni penyakit gangguan jiwa serius. Tim survei dari Pemprov Jabar dan Pemkab Garut
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408