Kertas Putih

Oleh: Dhimam Abror Djuraid

Kertas Putih
Orang-orang memegang lembaran kertas putih sebagai protes atas pembatasan COVID-19, setelah berjaga bagi para korban kebakaran di Urumqi, di Beijing, China, 27 November 2022. (ANTARA/REUTERS/Thomas Peter/as)

Xi Jinping telah berhasil memperpanjang masa kepresidenannya menjadi 3 periode dengan mengubah konstitusi.

Perubahan ini dianggap penuh rekayasa, tetapi elite politik China tidak ada yang berani memrotes terbuka karena takut akan tindakan represif dari Presiden Xi.

Tetapi gerakan ujuk rasa oleh mahasiswa yang dipicu oleh kebijakan lockdown ini membuka celah bagi oposisi untuk melakukan protes.

Dalam sejarah China modern para mahasiswa menjadi ujung tombak gerakan perubahan, tetapi juga sekaligus menjadi martir gerakan perubahan yang menuntut demokratisasi.

Peristiwa Tiananmen 1989 menjadi catatan paling kelam dalam sejarah gerakan demokrasi di China.

Puluhan ribu mahasiswa menduduki lapangan Tiananmen di wilayah Kota Terlarang selama berbulan-bulan.

Para pengunjuk rasa awalnya hanya berjumlah kecil. Lambat laun unjuk rasa berkembang menjadu ribuan dan puluhan ribu.

Penindasan besar ini dikenal sebagai ‘’Peristiwa 6/4’’ karena terjadi pada 4 Juni.

Poster kosong menjadi simbol bagi pengunjuk rasa di China untuk menungkapkan kemarahan mereka atas pembatasan Covid-19 yang dinilai terlalu berlebihan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News