Kerugian Garuda Indonesia Turun Jadi Rp 868 Miliar
jpnn.com, JAKARTA - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk menderita kerugian sebesar USD 64,3 juta atau Rp 868 miliar (USD= Rp 13.500) pada triwulan pertama 2018.
Itu berarti kerugian yang dialami Garuda turun 36,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Saat itu, perusahaan pelat merah tersebut menelan kerugian USD 101,2 juta atau Rp 1,366 triliun.
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Pahala N. Mansury menGatakan, perseroan telah melakukan sejumlah efisiensi dan pertumbuhan sejumlah lini bisnis.
”Kerugian yang terus berkurang ini masih on track dengan target Garuda yang ingin meraih laba pada tahun ini,” kata Pahala dalam paparan kinerja Garuda, Kamis (3/5).
Perusahaan dengan kode dagang GIAA itu menargetkan dapat meraih laba USD 8,7 juta pada 2018.
Pendapatan perseroan pun mengalami peningkatan 7,9 persen (yoy) dari USD 910,7 juta menjadi USD 983 juta pada triwulan pertama 2018.
Pertumbuhan positif ditunjang capaian peningkatan anak usaha seperti Citilink dan Garuda Maintenance Facility (GMF) sebesar 28,4 persen.
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk menderita kerugian sebesar USD 64,3 juta atau Rp 868 miliar (USD= Rp 13.500) pada triwulan pertama 2018.
- Menjelang Natal dan Tahun Baru, Garuda Pastikan tidak Ada Kenaikan Harga Tiket
- Promo Tiket Pesawat hingga Hotel di Hub Space 2024 Sedot Perhatian Pengunjung
- Sam Chui Berbagi Pengalaman Menikmati Penerbangan Haji dengan Garuda Indonesia
- Dirut Garuda Turunkan Harga Tiket Pesawat Domestik, Cek nih Rutenya
- Ada Penyesuaian Jadwal Pemulangan Jemaah Haji, Begini Kata Garuda Indonesia
- Penerbangan Jemaah Haji Kembali Tertunda, Muhaimin Beri Catatan Keras