Kerugian Garuda Indonesia Turun Jadi Rp 868 Miliar
Sementara itu, pendapatan kargo tumbuh 9,1 persen menjadi USD 61,3 juta (yoy).
Pada triwulan pertama 2018, ancillary revenue (pendapatan kelebihan bagasi, iklan di dalam pesawat, dll) mengalami kenaikan 38,2 persen (yoy) menjadi USD 24,8 juta.
Citilink juga mencatatkan pertumbuhan jumlah penumpang 20,8 persen menjadi 3,2 juta penumpang.
Pada triwulan pertama 2017, penumpang Citilink hanya mencapai 2,6 juta penumpang.
Utilisasi pesawat Garuda juga meningkat 22 menit menjadi 9 jam 41 menit.
Meski demikian, biaya operasional Garuda mengalami kenaikan 2,5 persen dari USD 1,023 miliar menjadi USD 1,049 miliar.
Peningkatan biaya operasional itu didongkrak kenaikan biaya perawatan dan bahan bakar.
Namun, beban cukup besar dengan porsi 30,1 persen harus ditanggung dari kenaikan harga bahan bakar akibat kenaikan harga minyak dunia. (vir/c10/sof)
PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk menderita kerugian sebesar USD 64,3 juta atau Rp 868 miliar (USD= Rp 13.500) pada triwulan pertama 2018.
Redaktur & Reporter : Ragil
- Garuda Indonesia Berencana Menambah 15 hingga 20 Pesawat Tahun Depan
- Generasi Taruna
- Mulai Desember 2024, Garuda Indonesia Bakal Turunkan Harga Tiket Rute Domestik
- Garuda Indonesia dan Pusat Fertilitas Alpha IVF & Women’s Specialists Kuala Lumpur Teken Kerja Sama
- Menjelang Natal dan Tahun Baru, Garuda Pastikan tidak Ada Kenaikan Harga Tiket
- Promo Tiket Pesawat hingga Hotel di Hub Space 2024 Sedot Perhatian Pengunjung