Kesadaran Warga di Taman Bung Karno Menyedihkan
Sementara salah seorang staf, Lenty Gheta mengatakan, memang keluhan utama dari para pengunjung adalah soal kebersihan. Menurut catatan pengunjung dari buku pengunjung yang selalu ia sodorkan kepada mereka, catatan terbanyak soal kebersihan taman dan pengelolaannya. Dia mencatat dari bulan April 2016 hingga 9 Februari 2017, sebanyak 303 pengunjung yang datang.
"Yang kami sodorkan buku kunjungan yakni orang dari luar Kabupaten Ende. Dan jika datang rombongan maka cuma satu orang untuk mewakili mereka," kata Lenty.
Dia menyebutkan, pengunjung juga berasal dari Eropa dan Amerika. Dan beberapa negara lain saat mereka dalam perjalanan ke destinasi wisata yang lain.
Untuk wisatawan domestik, jelas Lenty, ada yang dari Jakarta, Surabaya, Padang dan Manado. Juga beberapa provinsi lainnya. Tentunya juga dari wilayah NTT.
Seperti apa yang dikatakan pengunjung dari Sumba Timur, Abdul Kadir bahwa perlu dipasangi papan peringatan untuk tidak buang sampah disembarang tempat. Juga disertai ancaman denda maka pengunjung akan sadar dan tidak buat lagi.
Sekarang kita menunggu, apakah dengan adanya OPD baru dimana pengelolaan diserahkan ke Dinas Pendidikan dan Kebudayan akan lebih baik lagi? Publik menanti hasilnya.(*/ito)
Di sebelah selatan taman, tampak tujuh orang petugas tengah membersihkan rumput. Terdengar suara mesin potong rumput membelah kesunyian. Sebagian
Redaktur & Reporter : Friederich
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News
- Kabinet Baru
- Cerita Perjuangan Bung Karno, Hasto Ingatkan Mahasiswa STIPAN Berani Perjuangkan Ide
- Bamsoet: Prabowo Menyambut Baik Keputusan MPR Terkait Bung Karno, Soeharto, dan Gus Dur
- Tiga Presiden
- UBK Ajak Gen Z Membangun Bangsa Berlandaskan Pancasila
- Menjamu Bu Mega, Gubernur Saint Petersburg Puji Jasa Bung Karno bagi Muslim Rusia