Kesaksian Kerabat Dekat David Hartanto, Mahasiswa Indonesia yang Tewas di Singapura
Periang, Dapat Julukan Presiden Game Online
Rabu, 11 Maret 2009 – 06:24 WIB
''Sebelum kejadian, dia (David) sempat chatting-an dengan saya,'' cerita William. Saat itu, lanjut dia, perilaku David tak menunjukkan bahwa dia sedang ada masalah.
Salah seorang kerabat David yang enggan disebutkan namanya menceritakan, saat olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi menemukan pusau kecil tanpa gagang. Di ruangan Profesor Chan Kap Luk tertinggal tas David. Di dalamnya ada handuk dan botol air mineral 1,5 liter. Kebiasaan itu atas anjuran ibunya, yaitu banyak mengonsumsi air putih dan menyeka keringat dengan handuk. David yang gampang sekali berkeringat, menurut teman-teman sekampus di NTU, kerap mengalungkan handuk di leher meski di dalam kelas. ''Jika David ingin bunuh diri, logikanya dia melupakan kebiasaannya itu. Bahkan, kalau perlu membawa pisau yang lebih besar untuk mempercepat kematian,'' katanya.
Ketika keluarga David ingin menemui Profesor Chan Kap Luk untuk menanyakan seputar kejadian, aparat di Singapura juga menghalang-halangi. Alasannya, sang professor masih dirawat di ICU.
Keluarga ketika mendapat kesempatan melihat jasad David juga menangkap ada kejanggalan. Yakni, menemukan luka di bagian leher dan bagian bokong. Itu mengesankan bahwa David diserang. Tapi, sayang, untuk mempertajam dugaan itu, tak ada seorang pun saksi yang bisa ditanya. Sebab, saat itu di dalam ruangan hanya ada David dan Profesor Chan.
Kematian mahasiswa Indonesia David Hartanto Widjaja di kampusnya, Nanyang Technological University (NTU), Singapura, masih misteri. Jika disebut
BERITA TERKAIT
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala