Kesaksian Kerabat Dekat Mbah Surip dari Kampung Halaman di Mojokerto

Beri Nama-Nama Anak, Huruf Depan Terinspirasi TVRI

Kesaksian Kerabat Dekat Mbah Surip dari Kampung Halaman di Mojokerto
SAUDARA KANDUNG : Mbah Senen (tengah) yang juga kakak kandung Mbah Surip, didampingi Suharti dan Semiati membawa ijazah adik (Mbah Surip) di kampungnya, Magersari, Mojokerto, kemarin. Foto : RADAR MOJOKERTO/JPNN
Kebanyakan pelayat yang datang adalah tetangga sekitar rumah Mbah Surip. Di antara mereka bahkan beberapa ibu yang terlihat menangis.

Suasana bertambah haru ketika tiba-tiba muncul seorang perempuan berjilbab. Dia datang tergopoh-gopoh sambil menangis. Dengan menenteng tas hitam dan berseragam PNS (pegawai negeri sipil), perempuan itu langsung masuk ke rumah Mbah Surip.

Dia adalah Suharti, adik Mbah Surip yang sekarang menjadi guru SD Terusan III Gedeg, Kabupaten Mojokerto. Tangisnya menjadi-jadi ketika berpelukan dengan para tetangga. Sambil berpelukan, dia berbisik meminta maaf untuk kakaknya yang meninggal mendadak itu.

Kabar kematian Mbah Surip benar-benar mengejutkan saudara-saudaranya. Apalagi, beberapa jam sebelum meninggal, Varid, anak kedua Mbah Surip yang terus mendampingi di Jakarta, sempat memberi kabar bahwa ayahnya kecapekan dan disuruh beristirahat.

Karena itu, Senen dan Suharti tenang-tenang saja. Senen melanjutkan pekerjaannya menjadi tukang bangunan dan Suharti menjadi guru. Tapi, siangnya, kabar duka mereka terima. Mbah Surip pergi untuk selama-lamanya.  Senen sempat terkejut dengan kabar yang menyebutkan bahwa Mbah Surip akan dimakamkan di Jakarta. Ponsel yang semula dipegang Mulyono, saudara sepupu sekaligus teman bermain musik Mbah Surip, diberikan ke Senen. "Keluarga meminta harus dimakamkan di Mojokerto. Anaknya ini mau menikah," ungkapnya.

Juli lalu Mbah Surip pulang kampung ke Mojokerto. Kedatangannya dielu-elukan saudara-saudaranya serta para tetangga. Mereka sangat bangga dengan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News