Kesaksian Kerabat Dekat Mbah Surip dari Kampung Halaman di Mojokerto
Beri Nama-Nama Anak, Huruf Depan Terinspirasi TVRI
Rabu, 05 Agustus 2009 – 06:47 WIB
Kebanyakan pelayat yang datang adalah tetangga sekitar rumah Mbah Surip. Di antara mereka bahkan beberapa ibu yang terlihat menangis.
Suasana bertambah haru ketika tiba-tiba muncul seorang perempuan berjilbab. Dia datang tergopoh-gopoh sambil menangis. Dengan menenteng tas hitam dan berseragam PNS (pegawai negeri sipil), perempuan itu langsung masuk ke rumah Mbah Surip.
Dia adalah Suharti, adik Mbah Surip yang sekarang menjadi guru SD Terusan III Gedeg, Kabupaten Mojokerto. Tangisnya menjadi-jadi ketika berpelukan dengan para tetangga. Sambil berpelukan, dia berbisik meminta maaf untuk kakaknya yang meninggal mendadak itu.
Kabar kematian Mbah Surip benar-benar mengejutkan saudara-saudaranya. Apalagi, beberapa jam sebelum meninggal, Varid, anak kedua Mbah Surip yang terus mendampingi di Jakarta, sempat memberi kabar bahwa ayahnya kecapekan dan disuruh beristirahat.
Karena itu, Senen dan Suharti tenang-tenang saja. Senen melanjutkan pekerjaannya menjadi tukang bangunan dan Suharti menjadi guru. Tapi, siangnya, kabar duka mereka terima. Mbah Surip pergi untuk selama-lamanya. Senen sempat terkejut dengan kabar yang menyebutkan bahwa Mbah Surip akan dimakamkan di Jakarta. Ponsel yang semula dipegang Mulyono, saudara sepupu sekaligus teman bermain musik Mbah Surip, diberikan ke Senen. "Keluarga meminta harus dimakamkan di Mojokerto. Anaknya ini mau menikah," ungkapnya.
Juli lalu Mbah Surip pulang kampung ke Mojokerto. Kedatangannya dielu-elukan saudara-saudaranya serta para tetangga. Mereka sangat bangga dengan
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408