Kesaksian Kerabat Dekat Mbah Surip dari Kampung Halaman di Mojokerto
Beri Nama-Nama Anak, Huruf Depan Terinspirasi TVRI
Rabu, 05 Agustus 2009 – 06:47 WIB

SAUDARA KANDUNG : Mbah Senen (tengah) yang juga kakak kandung Mbah Surip, didampingi Suharti dan Semiati membawa ijazah adik (Mbah Surip) di kampungnya, Magersari, Mojokerto, kemarin. Foto : RADAR MOJOKERTO/JPNN
Selain itu, kedua orang tua Mbah Surip, Sukotjo dan Rasmina, dimakamkan di pemakaman panjang Losari. Bahkan, saat masih hidup, setiap pulang ke Mojokerto, Mbah Surip yang dikenal senang menggendong anak-anak itu selalu berziarah ke makam orang tuanya.
Mbah Surip adalah anak keempat dari tujuh bersaudara. Mereka adalah Tukul, Matrawi, Semiati, Senen, Suharti, Julaikah, dan Jailani. "Dia terakhir pulang awal Juli lalu," kata Senen.
Pemilik khas rambut gimbal yang lahir di Mojokerto 60 tahun lalu itu memang berencana pulang kampung. Dia akan menjadi wali bagi anak keduanya, Krisna, atau yang akrab dipanggil Nina. "Rencananya 16 Agustus 2009 ini mau ke sini menikahkan anaknya," ungkap Suharti.
Dari pernikahannya dengan Minuk Sulistyowati, Mbah Surip dikaruniai empat anak. Namun, jalinan pernikahan Mbah Surip dengan Minuk memang tidak berlanjut. Mbah Surip merantau dan Minuk menikah lagi. Mereka bercerai pada 1980. Kabar kedatangan Mbah Surip ke kampung halaman pada 16 Agustus itu sempat ditunggu-tunggu penggemar. Maklum, sejak wajahnya sering nongol di TV, sosok Mbah Surip menjadi semakin digemari.
Juli lalu Mbah Surip pulang kampung ke Mojokerto. Kedatangannya dielu-elukan saudara-saudaranya serta para tetangga. Mereka sangat bangga dengan
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu