Kesaksian Kerabat Dekat Mbah Surip dari Kampung Halaman di Mojokerto
Beri Nama-Nama Anak, Huruf Depan Terinspirasi TVRI
Rabu, 05 Agustus 2009 – 06:47 WIB

SAUDARA KANDUNG : Mbah Senen (tengah) yang juga kakak kandung Mbah Surip, didampingi Suharti dan Semiati membawa ijazah adik (Mbah Surip) di kampungnya, Magersari, Mojokerto, kemarin. Foto : RADAR MOJOKERTO/JPNN
"Nanti kalau pulang diberi angpao. Yang kecil-kecil Rp 50 ribu, yang besar Rp 200 ribu," ungkap beberapa tetangga, menirukan janji Mbah Surip.
Di sela-sela persiapannya berangkat ke Jakarta menjemput jenazah Mbah Surip, Suharti mengatakan pernah diguyoni kakaknya itu. "Katanya, saya mau dibelikan helikopter, tapi yang second (bekas). Jadi, kalau orang-orang Mojokerto ke Jakarta, akan diajak naik helikopter itu," cerita Suharti.
Sebenarnya Suharti dan saudara-saudaranya berencana ke Jakarta Jumat (7/8) nanti. "Ya, Jumat nanti itu kami mau silaturahmi," ujar Suharti meyakinkan.
Di mata saudara-saudaranya, sosok Mbah Surip adalah pekerja keras. "Kasihan dia. Selama ini dia sengsara. Baru berhasil dan enak, sudah meninggal. Dia dulu sekolah cari biaya sendiri. Kadang jualan es lilin keliling, ngasong, dan jualan tiket bioskop (dulu tak jauh dari rumahnya memang ada gedung bioskop)," kata Mujiono, sepupu Mbah Surip.
Mbah Surip meninggalkan empat anak dari buah perkawinannya dengan Minuk. Mereka adalah Tita, 27; Varid, 25; Krisna atau Risna, 24, dan Ivo, 23. Huruf-huruf depan nama-nama anaknya itu terinspirasi dari huruf-huruf TVRI. (yr/jpnn/kum)
Juli lalu Mbah Surip pulang kampung ke Mojokerto. Kedatangannya dielu-elukan saudara-saudaranya serta para tetangga. Mereka sangat bangga dengan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu