Kesaksian Korban Kerusuhan Tinju di Nabire

Bom Asap Bikin Mata Orison Kabur dan Tak Sadar

Kesaksian Korban Kerusuhan Tinju di Nabire
Orison Mote (kanan) bersama korban lainnya di RSUD Nabire, Rabu(17/7). Foto: Sidik M Tualeka/JPPhoto
Karena panitia menggunakan sistem ticketing, hanya pintu utama yang dioperasikan. Untuk menyelematkan diri, penonton terpaksa membobol pintu di bagian kanan GOR. "Semua ingin menyelamatkan diri. Saya melihat banyak korban di pintu gerbang," kata Parulian Simanjuntak, dokter RSUD Nabire, yang menjadi dokter pertandingan dalam kejuaraan tersebut.

Dia membantah kabar ada yang sengaja membuang bom asap untuk menambah kepanikan penonton. Menurut dia, yang disaksikan Orison adalah pecahnya bola lampu pijar karena kerusuhan penonton. "Tidak benar ada yang buang bom asap dan lain-lain. Itu lampu yang meledak, bukan bom," tegasnya.

Menurut visum luar kepada para korban meninggal, sekitar 75 persen meninggal karena terkena sengatan listrik. "Selain lebam, rata-rata mereka mengalami luka gosong," jelas ayah tiga anak itu.

Terkait dengan korban meninggal, Parulian menyebut bisa jadi jumlahnya lebih dari 17 orang. Sebab, ada beberapa korban meninggal yang tidak dibawa ke rumah sakit. Mereka langsung dikubur pihak keluarga. "Ada sekitar tiga mayat yang tidak berhasil kami data karena sudah lebih dulu diambil keluarga," jelasnya. 

Final kejuaraan tinju amatir Bupati Cup di GOR Kota Lama, Nabire, Papua, Minggu (14/7) malam lalu, sedianya menjadi pesta rakyat. Ribuan penonton

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News