Kesaksian Korban Kerusuhan Tinju di Nabire
Bom Asap Bikin Mata Orison Kabur dan Tak Sadar
Jumat, 19 Juli 2013 – 01:21 WIB

Orison Mote (kanan) bersama korban lainnya di RSUD Nabire, Rabu(17/7). Foto: Sidik M Tualeka/JPPhoto
Kesedihan mendalam juga menyelimuti keluarga Denni Sawake, 43. Saat Jawa Pos mengunjungi rumahnya di Kelurahan Morgo Kota Lama, Nabire, kemarin, Denni tampak terpukul. Tatapannya kosong. Dia kehilangan dua anggota keluarga dalam tragedi tersebut. Yakni, adiknya, Jefry Octovianus Manibuy, 39, dan adik iparnya, Amance Adolina Woyaa. "Saya masih belum percaya," kata Denni yang sehari-hari menjadi tukang ojek itu.
Jefry dan Amance adalah korban meninggal terakhir yang dikebumikan. Pasangan suami istri tersebut dimakamkan kemarin di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kristen Morgo. Denni harus menerima mayat adik iparnya dalam kondisi daun telinga tidak utuh lantaran anting emasnya dirampas paksa. "Saya heran, korban sudah tidak berdaya kenapa masih dijarah lagi," keluhnya.
Denni mengatakan, sebaiknya tidak perlu ada lagi pertandingan tinju di Nabire kalau ujung-ujungnya membuat duka. "Aparat keamanan harus bertanggung jawab," katanya. (*/c2/c10/ca)
Final kejuaraan tinju amatir Bupati Cup di GOR Kota Lama, Nabire, Papua, Minggu (14/7) malam lalu, sedianya menjadi pesta rakyat. Ribuan penonton
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu