Kesaksian Mantan Anak Buah Untungkan Ismeth Abdullah

Kesaksian Mantan Anak Buah Untungkan Ismeth Abdullah
Kesaksian Mantan Anak Buah Untungkan Ismeth Abdullah
Diakuinya, proses pengadaan damkar memang bermasalah. Setiajid mengungkapkan bahwa dirinya pernah mempertanyakan pos anggaran untuk pengadaan damkar yang dimasukkan ke pos pemeliharaan. Setiajid juga mengaku pernah menyanggah dokumen dari Danial M Yunus yang mengusulkan agar pengadaan dimasukkan ke dalam pos anggaran pemeliharaan.

Berbeda dengan usulan Danial Yunus, Setiajid menegaskan bahwa dirinya sempat bertahan agar pengadaan damkar dimasukan pos fasilitas umum. “Tetapi Heksa staf Pak Danial bilang tanda tangani saja dokumennya. Semua sudah tanda tangan, apa mau dimentahkan lagi?” ujar Setiajid menirukan ucapan Heksa. 

“Apakah tidak tersingung kewenanganya diambil alih?” cecar Tjokorda. “Sebenarnya tersinggung juga. Kok, kewenangan saya diambil alih,” timpal Setiajid.

Anggota majelis hakim, Jupriadi, bertanya soal munculnya keputusan penunjukan langsung dalam pengadaan damkar. Menurut Setiajid, keputusan itu muncul dalam rapat pada pertengahan Maret 2005 yang dipimpin Deputi Administrasi dan Perencanaan OB, M Prijanto. “Tetapi kalau menurut saya, penunjukan langsung dilakukan karena pengadaan damkar itu sudah mendesak dan intensitas kebakaran di Batam sudah tinggi,” ulasnya.

JAKARTA – Mantan Pimpinan Proyek (Pimpro) pengadaan pemadam kebakaran (damkar) di Otorita Batam tahun 2005, Nur Setiajid, kemarin (5/7) dihadirkan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News