Kesaksian Para Korban Bom Bunuh Diri yang Nyawanya Nyaris Terenggut
Beni Selamat Berkat Tembok dan Sepeda Onthel
Senin, 26 September 2011 – 08:08 WIB
Insiden bom bunuh diri di GBIS Kepunton, Kepatihan Solo, menyisakan trauma bagi para korban. Inilah kisah mereka yang nyawanya nyaris terenggut itu.
TRI H.-ARIFIN-ISNOVIKA, Solo
WAJAH Beni Tri Sutarlan tampak kuyu. Pria 32 tahun salah satu korban insiden bom bunuh diri itu sedang duduk di bawah sebuah pohon di halaman RS Dr Oen Kandangsapi, Jebres, Solo, kemarin sore. Dia mengenakan kemeja hitam bergaris vertikal.
Ketika didekati Radar Solo (JPNN Group), wajah Beni masih tampak tegang. Dia mengaku masih trauma dengan kejadian yang sangat mengejutkannya itu. Beni adalah salah satu jemaat di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton. Sudah tujuh tahun dia menjadi jemaat di gereja tersebut.
Beni tak mengira, gereja yang selalu disambangi setiap Minggu itu diguncang bom bunuh diri. Saat bom meledak, dia hanya berjarak satu meter dari pelaku. Tetapi, dia masih beruntung. Nyawanya diselamatkan oleh sepeda onthel yang selalu dia bawa saat berangkat menuju gereja.
Insiden bom bunuh diri di GBIS Kepunton, Kepatihan Solo, menyisakan trauma bagi para korban. Inilah kisah mereka yang nyawanya nyaris terenggut itu.
BERITA TERKAIT
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala