Kesaksian Para Korban Bom Bunuh Diri yang Nyawanya Nyaris Terenggut
Beni Selamat Berkat Tembok dan Sepeda Onthel
Senin, 26 September 2011 – 08:08 WIB
"Saya kalau ke gereja naik sepeda onthel. Sepeda ini selalu saya selipkan di tembok sebelah pintu gereja. Jaraknya paling 2-3 meter dari pintu masuk utama. Jadi, saya diselamatkan tembok tempat menyimpan sepeda itu," ujar Beni yang sehari-hari menjadi karyawan warung ayam kremes ini.
Saat itu, setelah kebaktian, Beni langsung keluar menuju sepedanya yang diparkir dengan cara diselipkan di tembok. Baru saja dia memegang setang sepeda, tiba-tiba suara keras terdengar. Sejurus kemudian, berbagai serpihan benda keras terbang di depannya. Beni sempat melihat benda-benda yang terbang tersebut seperti baut dan paku.
Beni saat itu berada sekitar satu meter dari pelaku. Dia selamat karena tubuhnya terhalang tembok, tempat dia menyimpan sepeda onthelnya. Meski terhalang tembok, tubuh Beni tetap terpental. Itu terjadi akibat kerasnya ledakan. Dia menjadi salah satu di antara 19 korban bom yang dilarikan di RS Dr Oen kemarin (25/9).
Pihak gereja mengantarnya ke rumah sakit setelah dia tak sadarkan diri karena terlempar dua meter dari sepedanya. "Saya kira neon meledak, Mas. Soalnya, yang mengenai badan saya pecahan lampu, terus kelihatan asap putih," terangnya.
Insiden bom bunuh diri di GBIS Kepunton, Kepatihan Solo, menyisakan trauma bagi para korban. Inilah kisah mereka yang nyawanya nyaris terenggut itu.
BERITA TERKAIT
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas