Kesaksian Para Korban Bom Bunuh Diri yang Nyawanya Nyaris Terenggut

Beni Selamat Berkat Tembok dan Sepeda Onthel

Kesaksian Para Korban Bom Bunuh Diri yang Nyawanya Nyaris Terenggut
Kesaksian Para Korban Bom Bunuh Diri yang Nyawanya Nyaris Terenggut

"Kejadiannya sama sekali tidak terduga. Saat saya menuju ke balik pintu untuk membuatkan susu anak saya, tahu-tahu terdengar dentuman cukup keras di belakang saya. Sampai sekarang suaranya masih berdenging di telinga," cerita Sony ditemui ketika dirawat di RS Brayat Minulya siang kemarin (25/9).

   

Dalam kondisi panik Sony langsung bergegas mencari istri dan anaknya yang masih berusia 8 bulan. Dia berniat membawa mereka mencari tempat aman. Meski dia dan seluruh keluarga selamat, Sony tetap tak mampu menyembunyikan rasa waswas.

"Saat kejadian, saya dan keluarga tidak sampai pingsan dan masih sempat mencari tempat aman di tempat parkir. Saat itu kami sempat dirawat sementara di sekitar gereja, kemudian dirujuk ke RS Dr Oen. Tetapi, karena di sana tidak segera mendapat perawatan, saya pindah ke sini (RS Brayat Minulya)," ujarnya.

Kondisi anak balitanya, Evra, juga aman. Namun, karena anaknya masih berusia delapan bulan, sampai kemarin Sony juga masih cemas. "Tadi kena serpihan juga, tetapi sekarang sudah dibawa pulang. Tidak sampai dirawat. Apakah pendengarannya juga terganggu, saya belum tahu. Tadi spesialis THT belum buka. Jadi, baru bisa besok (hari ini)," tuturnya.

Insiden bom bunuh diri di GBIS Kepunton, Kepatihan Solo, menyisakan trauma bagi para korban. Inilah kisah mereka yang nyawanya nyaris terenggut itu.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News