Kesaksian Peserta Breakfast Roundtable Castle Asia soal Bom Marriott

Duduk Paling Ujung, Selamat karena Terhalang Pilar

Kesaksian Peserta Breakfast Roundtable Castle Asia soal Bom Marriott
Kesaksian Peserta Breakfast Roundtable Castle Asia soal Bom Marriott

Akibat kerusakan pada alat pendengaran, James terpaksa mendekatkan telinga kepada lawan bicaranya. "Maaf, lebih keras ya, telinga saya ini ada gangguan," ucapnya saat menjawab pertanyaan.

Meski demikian, ledakan bom tersebut tak menyiutkan nyali James. Saat ditanya apakah jera mengadakan pertemuan dengan para bos perusahaan multinasional, dia menggeleng. "Kita akan teruskan. Program (pertemuan) ini akan jalan terus, bahkan untuk 30 tahun ke depan," ujarnya lantas tersenyum.

Namun, saat ditanya apakah tetap mengadakan pertemuan di Hotel JW Marriott, James sempat berpikir sejenak sebelum menjawab. "Mmmm..., biasanya sarapan dan meeting memang di situ, tapi nanti saya pikir, belum diputuskan," katanya. Dia juga enggan menanggapi soal isu bahwa para pengusahalah yang menjadi target bom. "Saya kira itu hanya spekulasi. Tunggu saja sampai itu dibongkar," ucapnya.

Akibat kejadian tersebut, James mengaku mendapat ribuan SMS dan e-mail dari koleganya di berbagai belahan dunia. "Ini benar, jumlahnya ribuan. Mereka simpati dan tetap yakin dengan kondisi ekonomi Indonesia," ujarnya. Saat ini James memang menjabat wakil investor asing atau foreign chambers di Indonesia. (nw)

Saat bom meledak di Hotel JW Marriott Jumat (17/7), para bos perusahaan multinasional baru saja memulai pertemuan rutin. Inilah kesaksian mereka


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News