Kesaksian tentang Detik-Detik Terakhir Widjajono Partowidagdo di Tambora
Janji Bagikan Jaket dan Kompor setelah Pendakian Berakhir
Rabu, 25 April 2012 – 00:05 WIB
Sejak di Dompu, Widjajono Partowidagdo sudah terlihat lelah. Beberapa anggota rombongan yang mendaki Tambora bersama Wamen ESDM itu juga mual-mual dan muntah menjelang puncak.
ABDUL MUIS, DOMPU - INDRA GUNAWAN, BIMA
ABDUL MUIS, DOMPU - INDRA GUNAWAN, BIMA
SEKITAR 50 meter dari puncak Gunung Tambora. Dalam kondisi yang sudah sangat terlihat payah, dengan posisi duduk beristirahat dan kaki dipijat karena kram, Widjajono Partowidagdo tetap bersemangat bercerita tentang gunung yang terletak di Kabupaten Dompu, Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat itu.
Mulai rencana wakil menteri energi dan sumber daya mineral (ESDM) tersebut menjadikan Tambora sebagai lokasi geowisata internasional hingga sejarah ledakan dahsyatnya pada 11 April 1815 yang mengubah iklim di Eropa dan menjadi penyebab kalahnya Kaisar Prancis Napoleon Bonaparte.
"Pokoknya, sangat banyak yang diceritakan Pak Wamen menyangkut Tambora. Saya melihat Pak Wamen sangat bangga dengan Tambora," kenang Ibnu Khaldun, pencinta alam sekaligus pegawai negeri sipil di Pemkab Dompu yang memijat kaki pria kelahiran Magelang, Jawa Tengah, tersebut, kepada Lombok Post (JPNN Group) yang menemuinya di Dompu, Minggu lalu (22/4).
Sejak di Dompu, Widjajono Partowidagdo sudah terlihat lelah. Beberapa anggota rombongan yang mendaki Tambora bersama Wamen ESDM itu juga mual-mual
BERITA TERKAIT
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala