Kesaksian tentang Detik-Detik Terakhir Widjajono Partowidagdo di Tambora
Janji Bagikan Jaket dan Kompor setelah Pendakian Berakhir
Rabu, 25 April 2012 – 00:05 WIB

Rombongan membawa tandu jenazah Prof Widjajono Partowidagdo saat menuruni lereng Gunung Tambora, Sabtu (21/4). Foto : Lombok Post/JPNN
Dia mengaku sengaja tidak segera menyampaikan kabar tersebut kepada bupati Bima maupun bupati Dompu dengan pertimbangan agar tidak terjadi kepanikan. Bahkan, dari seluruh anggota rombongan, hanya beberapa yang mengetahui bahwa Wamen telah meninggal dunia.
Untuk membawa Widjajono turun, Khaldun memanfaatkan bambu yang tertancap di puncak Tambora lalu dipotong menjadi dua. Sarung miliknya ditambatkan ke dua bambu itu. Proses menurunkan Widjajono juga harus dilakukan dengan ekstrahati-hati. Sebab, kemiringan gunung setinggi 2.400 meter tersebut rata-rata 50 derajat.
Sementara itu, Ilham sama sekali tak menyangka bahwa Widjajono bakal pergi semendadak itu. Sebab, saat tidur satu tenda kecil bersama seorang Kabid Distamben Kabupaten Bima yang diletakkan di tengah tenda besar tempat anggota rombongan lain tidur, Ilham dan Widjajono banyak bertukar pikiran.
Ilham, misalnya, melaporkan beberapa potensi sumber energi yang bisa dimanfaatkan untuk listrik. Seperti sumber energi panas di Hu"u, Kabupaten Dompu. Sedangkan Widjajono bercerita tentang rencananya menjadikan Gunung Tambora sebagai lokasi geowisata.
Sejak di Dompu, Widjajono Partowidagdo sudah terlihat lelah. Beberapa anggota rombongan yang mendaki Tambora bersama Wamen ESDM itu juga mual-mual
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu