Kesaksian tentang Detik-Detik Terakhir Widjajono Partowidagdo di Tambora

Janji Bagikan Jaket dan Kompor setelah Pendakian Berakhir

Kesaksian tentang Detik-Detik Terakhir Widjajono Partowidagdo di Tambora
Rombongan membawa tandu jenazah Prof Widjajono Partowidagdo saat menuruni lereng Gunung Tambora, Sabtu (21/4). Foto : Lombok Post/JPNN
"Wamen ESDM juga ingin mengambil gambar Gunung Tambora sehingga mengajak kru TV One ikut mendaki. Agar bisa mempromosikan Gunung Tambora," sebutnya.

Melihat jalur pendakian ke Gunung Tambora yang hanya berupa jalan setapak dan medannya sulit, Widjajono pun tergerak ingin membantu memperbaiki sarana yang ada. Dia pun meminta Ilham menyusun proposal agar bisa diperjuangkan di Jakarta. Tapi, karena jalur ke Gunung Tambora masuk wilayah Kabupaten Dompu, Ilham memanggil staf Distamben Dompu agar segera membuat proposal.

Karena tertarik dengan jaket gunung yang dikenakan Widjajono, Ilham juga sempat guyon agar kalau berkunjung ke Bima, membawa jaket serupa dalam jumlah banyak untuk dibagikan. Widjajono langsung merespons kalau jaket, kompor, dan semua peralatan mendaki yang dibawanya memang akan dibagikan saat turun nanti, terutama kepada Abdul Haris.

Sebelum tidur, Widjajono menyetel alarm pada pukul 03.30. Sebab, dari pos 3 tempat mereka menginap, pendakian akan dilanjutkan mulai pukul 04.00 menuju puncak. "Saya lihat Pak Wamen tidur pulas sekali malam itu," kenang Ilham. Padahal, lanjutnya, banyak anggota rombongan yang sulit tidur karena dinginnya cuaca.

Sejak di Dompu, Widjajono Partowidagdo sudah terlihat lelah. Beberapa anggota rombongan yang mendaki Tambora bersama Wamen ESDM itu juga mual-mual

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News