Kesan Buruk Mahasiswa Asing soal Australia
"Mahasiswa asing yang terdaftar kuliah dapat bekerja selama 20 jam seminggu. Tapi seperti yang kita ketahui, tinggal di Sydney atau Melbourne dengan hanya bekerja 20 jam seminggu, tentu tidak cukup," kata Mark.
"Pengusaha melihat peluang ini dan mendorong para mahasiswa untuk bekerja lembur yang tentu saja mereka terima," katanya.
"Akhirnya mereka masuk dalam situasi yang melanggar persyaratan visa. Bila mereka mengeluh soal eksploitasi, para majikan akan bilang, kalau mengeluh akan saya laporkan ke imigrasi dan akan dideportasi," tambahnya.
Dalam sebuah pernyataan kepada ABC, Departemen Dalam Negeri mengatakan Pemerintah Australia telah mengalokasikan dana $7 juta kepada Palang Merah untuk memberikan bantuan darurat buat para pemegang visa temporer.
"Pemegang visa temporer juga dapat mengakses layanan bantuan dari organisasi masyarakat lainnya yang menerima dana $200 juta," demikian dikatakan dalam pernyataan itu.
Ditambahkan, aturan pembatasan 20 jam kerja seminggu kini telah dilonggarkan bagi para mahasiswa asing yang bekerja di sektor kesehatan, perawatan lansia atau disabilitas.
Diproduksi oleh Farid M. Ibrahim dari artikel ABC News
Mayoritas mahasiswa asing yang terjebak di Australia akibat pandemi virus corona mengaku tidak akan merekomendasikan negara ini sebagai tujuan untuk kuliah
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata