Kesatria Airlangga
Dahlan Iskan
jpnn.com - AHLI KANKER ini tidak menyangka ikut diundang Rektor Universitas Airlangga (Unair) Prof Dr Mohammad Nasih SE MT Ak. Undangannya mendadak. Dalam setengah jam sudah harus sampai rektorat.
Acara makan siang Jumat lalu itu dia tinggalkan. Meski tanpa penjelasan mengapa diundang, dia memastikan: pasti soal pemecatan dekan fakultas kedokteran.
Acara orasi disampaikan oleh Mantan Rektor UNAIR periode 2002-2006 Prof. Dr. Med. Puruhito, Sp.B.(K)--
Dia adalah Prof Dr Ario Jatmiko. Sebenarnya sudah beberapa tahun terakhir Prof Mik lebih banyak tinggal di Melbourne, Australia. Namun tiap kali Melbourne di puncak musim dingin, dia pulang ke Surabaya. Lalu balik Melbourne ketika udara sudah mulai hangat.
Usianya 74 tahun. Setelah lulus Unair, Prof Mik memperdalam ilmu kanker di Belanda. Dia membangun rumah sakit onkologi miliknya di Surabaya. Maju sekali.
Rektor Unair tahu Prof Mik lagi di Surabaya. Tahunya bukan dari musim dingin, tetapi dari peristiwa demo menentang putusan rektor.
Prof Mik memang ikut demo Kamis lalu. Juga menyampaikan orasi. Itulah demo para dokter untuk menolak pemecatan Prof Dr Budi Santoso dari jabatan dekan. Lebih 100 orang dokter yang ikut demo. Banyak pula yang profesor kelas begawan.
Orasi yang paling keras adalah yang disampaikan Prof Dr Abdul Hafid Bajamal SpBS. Dia ahli bedah saraf. Saya kenal lama beliau: berhasil melakukan operasi saraf pinggang istri saya lebih 15 tahun lalu. Istri tidak lumpuh. Sehat. Sampai sekarang.