Kesejahteraan Cegah Illegal Logging
Jumat, 16 Maret 2012 – 04:27 WIB
Misalnya tanam dan pelihara pohon di dalam dan di luar kawasan hutan. Kayu yang ditanam itu mampu memperbaiki kualitas lingkungan, dan suatu saat bisa dipanen. Bisnis tanam pohon itu murah, mudah, tetapi tingkat keberhasilannya tinggi sekaligus bernilai ekonomi tinggi.
Baca Juga:
Hanya bermodal bibit seharga Rp 250, dipelihara selama enam bulan, maka pada umur enam tahun bisa menghasilkan Rp 350.000 per pohon. ”Bisnis ini kami dorong dengan program tanam dan pelihara 1 miliar pohon per tahun,” jelas Menhut.
Di daerah tertinggal, dijalankan program pembangunan hutan tanaman 2,65 juta hektar, tanaman rehabilitasi pada lahan kritis di daerah aliran sungai prioritas seluas 2,5 juta hectare (ha), dan terbangunnya hutan kemasyarakatan seluas 2 juta ha. Itu belum termasuk program pembangunan hutan desa seluas 500.000 ha, dan hutan rakyat kemitraan seluas 50.000 ha.
Usaha ekonomi kehutanan yang dijalankan Kemenhut juga berupa pemanfaatan wisata alam, mikrohidro, geothermal, dan karbon di hutan produksi. Serta zona pemanfaatan hutan lindung dan hutan konservasi. ”Kami pun mendukung revitalisasi industri perkayuan berbasis hutan tanaman,” jelas Zulkifli. (dri)
JAKARTA –Terdapt keterkaitan erat antara kesejahteraan masyarakat sekitar hutan dengan tingkat terjadinya pembalakan liar atau illegal logging.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Mulai Januari 2025, Pekerja Indonesia Pensiun di Usia 59 Tahun
- Gabung BRICS, RI Bisa Jadi Jembatan Suarakan Kepentingan Negara Berkembang
- HMPV Merebak di Tiongkok, Dinkes Jateng Minta Warga Jangan Panik, Tetapi
- Gempa Berkuatan Magnitudo 4,2 Guncang Lombok, Tidak Berpotensi Tsunami
- Pernyataan Penasihat Kapolri Dianggap Bisa Kikis Kepercayaan Masyarakat ke Polisi
- 5 Juta Jemaah Calon Haji Menunggu Keberangkatan, Ada yang Khawatir Tak Berangkat