Kesempatan Menetap di Australia Untuk Ustadz, Pastor, dan Sejenisnya dari Indonesia
"Biara kami itu internasional, sehingga kami diutus tergantung dimana ada kebutuhan," ujarnya.
Berasal dari Solor, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, Pater Redempt mendapatkan penempatan pertama di Auckland, Selandia Baru selama kurang lebih 7 tahun sejak tahun 2011, sebelum ke Melbourne.
Menurutnya gereja di Australia dan Selandia baru sangat peduli dengan keberagaman umat, yang memiliki latar belakang budaya dan bahasa yang berbeda.
"Karenanya, gereja di Australia sangat memberikan kesempatan kepada orang-orang dari bangsa lain, sehingga umatnya bisa lebih bebas dan mudah untuk mengungkapkan keimanan mereka."
Tetapi baginya bertugas di mana pun pasti akan punya tantangan tersendiri.
Pater Redempt mengalaminya selama bertugas di Selandia Baru di Parokii dan komunitas katolik Indonesia, dan sekarang dialami juga dalam tugasnya sebagai "formator" bagi calon imam Redemptorist di Australia.
"Yang penting saya punya hubungan yang erat dengan Dia yang saya wartakan, yakni Tuhan Yesus Kristus," kata Pater Redempt.
"Kalau relasi saya dengan Tuhan terjaga dengan baik, saya bahagia di mana pun diutus, tantangan dan budaya tidak jadi masalah."
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan
- Dunia Hari Ini: Konvoi Truk Bantuan Untuk Gaza Dijarah Kelompok Bersenjata