Kesenjangan Ekonomi Picu Kekerasan Terhadap Ahmadiyah
Kamis, 17 Februari 2011 – 18:39 WIB
JAKARTA-Kesenjangan ekonomi menjadi salah satu pemicu aksi kekerasan, termasuk yang menimpa jamaah Ahmadiyah. Demikian pendapat sosiolog dari Universitas Indonesia (UI) Prof Thamrin Amal Tamagola saat berdiskusi di Megawati Institute, di Jalan Proklamasi, Jakarta, Kamis (17/2), yang mengusung tema “Akar Konflik Kekerasan di Indonesia”.
Menurut Thamrin, ribut Ahmadiyah yang terjadi belakangan juga penyulutnya adalah kesenjangan ekonomi. “Ini bukan cerita baru sebenarnya. Sudah sejak dulu, Ahmadiyah jadi sasaran tembak karena kesenjangan,” ungkap Tamrin.
Baca Juga:
Eksistensi Ahmadiyah, kata dia, tak jarang menimbulkan kecemburuan. Bukan hanya di Indonesia, bahkan dunia sekalipun juga demikian. Misalnya Arab Saudi, merupakan pihak yang merasa terusik dengan kecemerlangan yang dilakukan Ahmadiyah. “Makanya tak heran, ada yang menuding Arab Saudi diduga memiliki andil dalam gerakan pemberangusan Ahmadiyah di Indonesia,” tukasnya.
Khusus di Indonesia, dari penelusuran Thamrin, gerakan frontal yang dilakukan Frant Pembela Islam (FPI) karena umumnya mereka yang tergabung di FPI adalah masyarakat bawah yang secara ekonomi masih memprihatinkan kondisinya. Sementara hanya elit FPI saja yang mapan, kata dia. “Nah, level tentaranya FPI begini yang mudah tersulut untuk melakukan kekerasan, Ahmadiyah salah satu yang jadi sasaran,” bebernya.
JAKARTA-Kesenjangan ekonomi menjadi salah satu pemicu aksi kekerasan, termasuk yang menimpa jamaah Ahmadiyah. Demikian pendapat sosiolog dari Universitas
BERITA TERKAIT
- Arogansi Ivan Pengusaha yang Suruh Siswa Menggonggong Berujung Bui, Ini Pelajaran!
- BPJS Ketenagakerjaan Perkuat Integritas untuk Hadapi Kecurangan & Penyimpangan
- BPJS Ketenagakerjaan Perkuat Integritas dan Pengelolaan Risiko Demi Cegah Kecurangan
- Pengusaha yang Suruh Siswa Menggonggong Punya Kedekatan dengan Aparat? Kombes Dirmanto: Jangan Digiring
- 59 Menteri & Wamen Kabinet Merah Putih Sudah Lapor LHKPN
- Menyerang Brimob, Jaksa Agung Sedang Cuci Tangan di Kasus Timah dan Tom Lembong?