Kesenjangan Kewenangan TNI Polri Perlu Dikaji
Jumat, 08 Maret 2013 – 10:09 WIB

Kesenjangan Kewenangan TNI Polri Perlu Dikaji
JAKARTA -- Bentrok antara TNI-Polri terus berulang. Terakhir terjadi di Ogan Kumering Ulu, Sumatera Selatan, Kamis (7/3). Wakil Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya Fadli Zon menyatakan tak sepantasnya konflik antar dua institusi negara ini terjadi. Karenanya, ini harus segera diselesaikan oleh pihak-pihak terkait agar hal serupa tak terulang kembali. Ia mengatakan, kejadian ini juga merupakan evaluasi terhadap regulasi yang ada. Saat ini memang ada UU nomor 2 tahun 2002 tentang Polri, UU nomor 34 tahun 2004 tentang TNI, dan UU nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara. Namun aturan pelaksanaan dari regulasi tersebut belum diselesaikan.
"Masing-masing institusi juga harus mengikis ego sektoral. Sebagai instrumen keamanan dan pertahanan negara, TNI-Polri harus diikat oleh kesamaan tujuan, walaupun memiliki perbedaan tugas," kata Fadli, Jumat (8/3).
Ia mengingatkan, hukum harus ditegakkan dalam konflik ini. Proses hukum itu harus berjalan baik. "Pihak-pihak yang bersalah harus mendapat sanksi sepadan," katanya. Menurutnya, akar masalah yang sering memicu konflik TNI-Polri harus dikaji. Termasuk dari sisi regulasi atau Undang-undang yang menaungi kedua institusi. "Kesenjangan kewenangan adalah salah satu yang perlu dievaluasi," paparnya.
Baca Juga:
JAKARTA -- Bentrok antara TNI-Polri terus berulang. Terakhir terjadi di Ogan Kumering Ulu, Sumatera Selatan, Kamis (7/3). Wakil Ketua Umum Partai
BERITA TERKAIT
- Sepeda Motor yang Disita KPK Sudah Tidak Ada di Rumah Ridwan Kamil
- Dorong Kolaborasi Multi-Sektor, AQUA Terapkan Pembayaran Jasa Lingkungan
- Polisi Usut Dugaan Pelecehan Seksual oleh Oknum Dokter di Malang
- Paul Finsen Mayor Matangkan Penganugerahan Rekor MURI Telur Paskah di Sorong
- KPK Datangi Rumah Ridwan Kamil Lagi, Aset Ini Disita
- UI Tidak Undang TNI Hadir ke Acara Mahasiswa di Pusgiwa