Kesenjangan Sekolah Islam Bisa Picu Ekstrimisme

"Misalnya ada kepala sekolah yang membatasi siswa mengakses internet, sekolah terpisah yaitu sekolah yang merekrut guru dari latar belakang yang sama dan terafiliasi pada Islam transnasional, sekolah yang mengajarkan identitas murni dan tunggal yaitu sekolah yang mengajarkan Islam sebagai identitas tunggal dan tidak menerima identitas nasional maupun lokal," kata Agus Mutohar.
Dia mencontohkan dalam wawancara penelitian, kelompok peneliti ini berbicara dengan seorang kepala sekolah yang mendorong murid-murid mereka memberikan suara dalam pemilihan Gubernur Jakarta tahun lalu, dengan calon Ahok dan Anies Baswedan sebagai bagian dari sekolah network.
Ahok ketika itu juga sedang menghadapi kasus penistaan agama berkaitan dengan ucapannya mengenai Islam.
"Kami memberikan ijin kepada mereka untuk memberikan suara dan malah menganjurkan mereka memberi suara karena ini merupakan pemilihan antara Islam dan non Islam, antara kemenangan Islam atau kehancuran Islam di Jakarta," demikian kutipan dari salah seorang kepala sekolah.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya