Kesultanan Pasrah kalau Rakyat Jogja Marah
Unjuk Rasa Bagi-bagi Bambu Runcing
Sabtu, 04 Desember 2010 – 05:31 WIB
Menurut dia, perbedaan hasil sidang kabinet dengan klarifikasi SBY yang sempat menyatakan kepemimpinan Guberbur DIJ lima tahun kedepan adalah yang terbaik, berpotensi mendorong elemen-elemen masyarakat di Jogja untuk mengusung satu tema bersama. Misal, sebut dia, mengikuti rencana paguyuban lurah se-DIJ yang ingin mengadakan Kongres Rakyat pada 17 Desember nanti.
"Atau, yang lebih mengkhawatirkan, sepakat memisahkan diri dari republik dengan mengusung kembalinya Nagari Nayogyakarto, kita semua tidak ingin ini semua sampai terjadi," imbuhnya.
Namun, jika kekhawatiran itu benar terjadi, bagaimana posisi kesultanan? "Ya, mau bagaimana lagi, tidak mungkin kan kami (kesultanan, Red) memisahkan diri dengan masyarakat dan rakyat," tegas Joyokusumo. Sebab, lanjut dia, dari awal berdiri, kesultanan merupakan representasi kehendak rakyat.
Sementara itu, kemarin, aksi demonstrasi kelompok masyarakat di Jogja kembali dilakukan. Massa dari Gerakan Rakyat Mataram melakukan aksi pembagian bambu runcing, di depan Gedung Agung (istana kepresidenan), Yogyakarta. Intinya, massa menuntut keistimewaan DIJ tidak diutak-atik. "Kami cinta perdamaian, tapi kami lebih cinta keistimewaan," seru salah seorang wakil pendemo. (dyn)
JOGJAKARTA - Hasil sidang kabinet yang memutuskan gubernur dan wakil gubernur Jogjakarta melalui pemilu membuat kecewa pihak kesultanan. Adik kandung
BERITA TERKAIT
- Penjelasan Tim Hukum Persatuan Islam Tionghoa Indonesia Perihal Merek dan Logo PITI
- Inilah yang KPK Dalami dari Ahok terkait Kasus Korupsi LNG
- Fachrul Razi Sebut Penambahan Masa Reses DPD RI Berpotensi Menjadi Masalah Hukum
- Lemkapi Harap Polri Sikat Mafia Pengirim PMI Ilegal
- Penjabat Gubernur Jatim Luncurkan Program Makan Bergizi Gratis, Anggota DPD RI Lia Istifhama Mengapresiasi
- LPKR Catat Pertumbuhan Signifikan dalam Pengalihan Limbah Menuju Ekonomi Sirkular