Ketabahan Mereka yang Menderita Penyakit Langka (2-Habis)

Bersyukur Banyak Teman yang Beri Semangat Hidup

Ketabahan Mereka yang Menderita Penyakit Langka (2-Habis)
Foto : Tomy C Gutomo/JAWA POS

Dasar maniak Harry Potter, dalam kondisi seperti itu, Becky nekat berangkat. Di perjalanan dia sempat mampir ke toko obat untuk membeli aspirin. Dua butir pil aspirin ditenggaknya langsung demi bisa kuat menonton film. ’’Selama di bioskop saya akhirnya tidur karena badanku lemas, pengin pingsan,’’ katanya.

Setelah nonton, Becky tak pulang ke tempat kosnya di kawasan Kuningan, Jakarta Pusat. Dia memilih ke rumah ayahnya di Tanjung Priok. Saat itulah di kulit kakinya mulai muncul bintik-bintik merah. ’’Saya pikir ini demam berdarah atau alergi obat,’’ ujarnya.

Lambat laun bintik merah itu merambat ke tangan dan diameternya kian membesar. ’’Waktu itu gusiku juga berdarah. Tiap meludah pasti ada darahnya,’’ sambungnya.

Esok harinya Becky mendatangi temannya, Febe Stasia Christy Joesoep, yang juga seorang dokter. Saat itu juga, dengan diantar Febe, Becky pergi ke rumah sakit. Sepanjang perjalanan ke rumah sakit, justru Febe yang terus menangis. ’’Dia bilang aku mungkin demam berdarah, morbili, atau ITP. Aku santai saja, karena gak ngerti bahayanya ITP,’’ katanya.

Tiga tahun berjuang melawan idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP) membuat Rebecca Marthina terbiasa hidup ekstrahati-hati. Sebab, sembrono sedikit

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News