Ketabahan Mereka yang Menderita Penyakit Langka (2-Habis)
Bersyukur Banyak Teman yang Beri Semangat Hidup
Kamis, 11 Desember 2008 – 09:10 WIB
Dasar maniak Harry Potter, dalam kondisi seperti itu, Becky nekat berangkat. Di perjalanan dia sempat mampir ke toko obat untuk membeli aspirin. Dua butir pil aspirin ditenggaknya langsung demi bisa kuat menonton film. ’’Selama di bioskop saya akhirnya tidur karena badanku lemas, pengin pingsan,’’ katanya.
Setelah nonton, Becky tak pulang ke tempat kosnya di kawasan Kuningan, Jakarta Pusat. Dia memilih ke rumah ayahnya di Tanjung Priok. Saat itulah di kulit kakinya mulai muncul bintik-bintik merah. ’’Saya pikir ini demam berdarah atau alergi obat,’’ ujarnya.
Lambat laun bintik merah itu merambat ke tangan dan diameternya kian membesar. ’’Waktu itu gusiku juga berdarah. Tiap meludah pasti ada darahnya,’’ sambungnya.
Esok harinya Becky mendatangi temannya, Febe Stasia Christy Joesoep, yang juga seorang dokter. Saat itu juga, dengan diantar Febe, Becky pergi ke rumah sakit. Sepanjang perjalanan ke rumah sakit, justru Febe yang terus menangis. ’’Dia bilang aku mungkin demam berdarah, morbili, atau ITP. Aku santai saja, karena gak ngerti bahayanya ITP,’’ katanya.
Tiga tahun berjuang melawan idiopathic thrombocytopenic purpura (ITP) membuat Rebecca Marthina terbiasa hidup ekstrahati-hati. Sebab, sembrono sedikit
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408