Ketabahan Para Penderita Penyakit Langka (1)

Sebulan Enam Kali Bedah Kepala, Anggap Dapat Pinjaman Umur

Ketabahan Para Penderita Penyakit Langka (1)
Ketabahan Para Penderita Penyakit Langka (1)

Pada 2002, berdasar hasil magnetic resonance imaging (MRI), VP Shunt tidak berfungsi. ’’Saat itu pusing banget. Perut juga mual,’’ ungkapnya. Dia dilarikan lagi ke Singapura untuk operasi penggantian slang. Drama ujian itu belum jua berakhir. VP Shunt yang dipasang di Singapura tidak berfungsi dengan baik. Dian harus terbaring lagi di meja operasi untuk memasang ulang VP Shunt di sebuah rumah sakit swasta di Jakarta.

Di sela itu, dia juga mengalami perdarahan hebat akibat siklus menstruasi yang tak teratur. Pernah, dalam lima bulan dia tidak mengalami menstruasi dan diikuti penebalan dinding rahimnya.Menurut Dian, penggunaan steroid telah mengganggu keseimbangan hormonalnya yang kemudian bermuara pada siklus menstruasi yang tidak teratur, penebalan dinding rahim, serta perdarahan hebat.

Hingga akhirnya, Januari 2004, dia harus merelakan rahimnya diangkat. Pupus sudah harapannya untuk mempunyai keturunan, mimpi yang terus disimpannya sejak awal menikah. ’’Saya hanya bisa diam, semua sudah ada Yang Mengatur. Saya hanya berharap itu operasi yang terakhir,’’ tuturnya. Ternyata, September 2007, Dian harus masuk ruang operasi lagi untuk menangani infeksi yang menjalar sampai ke tulang. Kini, kondisi Dian terus stabil. Dia makin aktif di Syamsi Duha Foundation. Yayasan itulah yang dia sebut sebagai ’’ladang amal’’ bagi dirinya, suami, serta semua orang yang ingin berbagi.

Ada 300 penderita lupus dan low vision yang bergiat bersama di yayasan yang didirikan lima tahun pasca Dian dinyatakan menderita lupus itu. ’’Kami hanya ingin memberi semangat bahwa para odapus itu punya teman,’’ tegasnya.

Di kalangan aktivis pemberdaya penderita lupus atau Systemic Lupus Erythematosus (SLE), nama Dian Syarief sudah tidak asing. Dian yang menderita

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News