Ketahuilah, 40 Persen Petahana Tumbang
Namun, yang menjadi perhatiannya adalah tumbangnya 40 persen calon petahana.
Dia menilai fenomena tersebut sebagai hal yang menarik. Sebab, dengan sejumlah keuntungan dan akses politik yang relatif lebih kuat, semestinya petahana mudah menang.
Titi menilai itulah penanda demokrasi Indonesia makin tumbuh. Masyarakat mulai bisa mengevaluasi kinerja seorang kepala daerah selama menjabat.
Ketika petahana tidak terpilih lagi, berarti rakyat tidak puas dengan capaiannya.
’’Ini menandakan kedewasaan politik rakyat dalam memberikan evaluasi atau hukuman atas kinerjanya,’’ jela Titi.
Di Kota Cimahi, misalnya, petahana tumbang setelah yang bersangkutan tertangkap tangan KPK.
Meski demikian, yang terpilih tidak lantas mengindikasikan kepuasan masyarakat.
’’Bisa juga karena calon lainnya tidak bagus. Atau karena minimnya variasi paslon,’’ katanya.
Merujuk hasil kajian Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) terhadap scan C1 di laman KPU, 60 persen kepala daerah yang kembali maju di
- Temuan Perludem: Ribuan Kasus Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN di Pilkada Serentak 2024
- Pasar Murah Jelang Pilgub Kalteng Menuai Sorotan, Bawaslu Harus Jeli Lakukan Pengawasan
- Calon Petahana Wajib Cuti di Luar Tanggungan Negara Saat Kampanye
- Calon Tunggal Kalah Pilkada Sebaiknya Tak Ikut Pemilihan Ulang
- Caleg Terpilih Mundur, Perludem Mencium Aroma Politik Transaksional
- Dugaan Politik Uang 2 Caleg Demokrat di DKI, Perludem Minta Bawaslu Tegas