Ketahuilah, 40 Persen Petahana Tumbang
Dia mencontohkan daerah dengan kondisi calon tunggal. Sembilan petahana yang kembali unggul tidak otomatis menunjukkan bahwa publik puas atas kinerja yang bersangkutan.
Tetapi, tidak ada alternatif pilihan lain. Di Buton, misalnya, meski berada di balik jeruji besi, pada akhirnya petahana tetap unggul karena tidak ada pilihan lain.
Titi pun meminta partai politik bisa menjalankan fungsinya dengan baik. Yaitu, menyodorkan calon-calon yang berkualitas.
’’Selain publik, kinerja petahana harus dievaluasi partai. Kalau kinerja tidak baik, ya jangan dimajukan lagi,’’ terangnya.
Sementara itu, Ketua Komisi II DPR Zainudin Amali menilai banyak faktor yang mengakibatkan petahana kembali merebut suara rakyat.
’’Salah satunya, rakyat masih suka dengan sosok petahana,’’ ungkapnya saat dihubungi Jawa Pos kemarin.
Menurut dia, masyarakat puas melihat kinerjanya selama lima tahun menjabat sehingga memilih lagi kepala daerah yang mencalonkan diri.
Dengan memilih calon incumbent tersebut, masyarakat berharap program yang sudah dirancang bisa dilanjutkan agar manfaatnya makin terasa.
Merujuk hasil kajian Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) terhadap scan C1 di laman KPU, 60 persen kepala daerah yang kembali maju di
- Ahli Kepemiluan Usul Ambang Batas Maksimal 50 Persen di Pilpres dan Pilkada
- Jumlah Anggota Koalisi Parpol di Pilpres Perlu Diatur Mencegah Dominasi
- Hasil Pilkada 8 Daerah dengan Calon Tunggal Digugat ke MK, Pertanda Apa?
- Banyak Banget, Ada 312 Hasil Pilkada yang Digugat ke Mahkamah Konstitusi
- Temuan Perludem: Ribuan Kasus Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN di Pilkada Serentak 2024
- Pasar Murah Jelang Pilgub Kalteng Menuai Sorotan, Bawaslu Harus Jeli Lakukan Pengawasan