Ketahuilah, Ini Berita Buruk Bagi Pengguna Pemanis Buatan

jpnn.com, JAKARTA - Para ilmuwan telah lama bertanya-tanya apa yang bisa dilakukan pemanis buatan pada tubuh Anda.
Bahkan, baik American Heart Association dan American Diabetes Association merekomendasikan menggunakan pemanis buatan dalam jumlah sedang, karena produk bebas gula tidak selalu sehat.
Kini, penelitian terbaru - yang dilakukan oleh para peneliti di Universitas Ben-Gurion Negev di Israel dan Nanyang Technological University di Singapura dan diterbitkan dalam jurnal Molecules - menemukan bahwa pemanis buatan bisa merusak kesehatan Anda.
Bahkan, pemanis buatan sebenarnya bisa merusak saluran pencernaan Anda, khususnya bakteri alami usus Anda.
Menurut sebuah penelitian, enam dari pemanis buatan yang paling umum yakni aspartame, sucralose, sakarin, neotame, advantame dan acesulfame potassium-k - ditemukan beracun dalam mikroba usus pencernaan tikus.
Terlebih lagi, hanya butuh 1 miligram per mililiter pemanis buatan untuk menghasilkan hasil ini.
“Ini adalah bukti lebih lanjut bahwa konsumsi pemanis buatan secara negatif memengaruhi aktivitas mikroba usus yang bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan," kata profesor Ariel Kushmaro, John A. Ungar chair di bidang bioteknologi di Avram dan Stella Goldstein-Goren Departemen Teknik Bioteknologi dan anggota Ilse Katz Institute untuk Sains dan Teknologi Nanoscale dan Institut Nasional untuk Bioteknologi di Negev, seperti dilansir laman Sheknows, Kamis (27/12).
Dan sementara semua pemanis yang diuji dianggap "aman untuk dikonsumsi" oleh Food and Drug Administration, hasil penelitian ini menunjukkan pengujian lebih lanjut diperlukan - terutama karena pemanis ini berada dalam begitu banyak produk yang kebanyakan orang mengonsumsinya tanpa sepengetahuan mereka.
Hasil penelitian terbaru menemukan bahwa pemanis buatan sebenarnya bisa merusak saluran pencernaan Anda, khususnya bakteri alami usus Anda.
- Pertama di Indonesia, JEC Hadirkan One-Stop Service Kesehatan Mata Anak
- Siloam Hospitals Group Berjaya di Ajang Healthcare Asia Awards 2025
- Eks Direktur WHO Sebut 3 Faktor Penghambat Turunnya Prevalensi Merokok di Indonesia
- Stem Cell Berstandar Global Kini Bisa Diakses di Indonesia
- Gubernur Herman Deru Tekankan Penyaluran Bangubsus untuk Pembangunan Infrastruktur
- Bea Cukai Yogyakarta Edukasi Masyarakat Bahaya Rokok Ilegal Lewat Program Beringharjo