Ketergantungan Impor Kedelai Harus Dikurangi
Kamis, 26 Juli 2012 – 01:02 WIB
Ketua DPP PKB ini menjelaskan pengembangan kedelai tidak terlalu sulit mengembangkan kedelai di dalam negeri karena Indonesia sebagai negara agraris yang memiliki lahan setara dengan lahan importir kedelai. "Pengembangan ini dibarengi teknologi pertanian yang canggih, modern, efisien, dan ramah lingkungan," katanya.
Baca Juga:
Marwan menambahkan, pemerintah juga perlu memertimbangkan secara matang usulan penghapusan bea masuk impor dari lima persen menjadi nol persen. Kata dia, jika penghapusan itu benar-benar demi kepentingan rakyat dan keberlangsungan stabilitas nasional, maka tidak ada salahnya dihapus menjadi nol persen.
Dia juga menegaskan, pemerintah harus berani menindak para spekulan nakal dan pengusaha yang memonopoli pasar kedelai. "Meroketnya harga kedelai dan kelangkaan tempe bisa memicu pihak-pihak tertentu untuk mencari keuntungan sesaat," ingatnya.
Di sisi lain, Marwan mengingatkan, mogok produksi dan ancaman demontrasi besar-besaran dari para perajin tempe dan tahu mestinya disikapi bijak. "Penghentian produksi massal akan memicu kelangkaan tempe dan tahu di pasaran sebagai makanan kegemaran masyarakat umum," katanya. Lebih jauh Marwan mengingatkan, saat ini pemerintah juga perlu memantau dan mengendalikan kenaikan harga-harga sembako yang kian membumbung hingga menjelang lebaran. (boy/jpnn)
JAKARTA - Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) di DPR, Marwan Jafar mengatakan Pemerintah harus belajar dari ancaman mogok perajin tempe
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Elly Lasut-Hanny Joost Pajouw Dinilai sebagai Paslon Terkuat di Pilkada Sulut 2024
- Petani Sibalaya Sambut Baik Program Berani Panen Raya Anwar Hafid
- Blusukan di Tanah Tinggi, Pramono Anung Serap Aspirasi Warga Rusun hingga Kaum Lansia
- BISON Indonesia Apel Akbar di Pandeglang, Siap Menangkan Andra-Dimyati
- Anak Muda Pendukung Paslon RIDO Langsung Tancap Gas, Sediakan Mobil Curhat & Dokter Keliling
- Calon Bupati Mimika Maximus Tipagau Merasa Dirugikan soal Berita Palsu