Ketergantungan Impor Masih Tinggi
Dia menambahkan bukan hanya industri yang tak bisa berkembang. "Tapi, manusia tak bisa mengejar ketinggalan karena diabaikan oleh pemimpinnya sendiri," jelasnya.
Menurut Adrinov, angka pertumbuhan ekonomi yang diklaim lima persen lebih juga tidak ada artinya bagi negara yang penduduknya besar dan memiliki sumber daya alam yang banyak.
"Angka itu mengandung unsur manipulatif, ada manipulasi untuk membentuk angka pertumbuhan. Karena angka 5,8 persen itu termasuk penjualan harta," katanya.
Dia mengilustrasikan misalnya punya rekening berisi Rp 5 juta, tapi juga punya logam mulia, emas, dan kemudian dimasukkan rekening. Otomatis isi rekening juga bertambah.
"Apa artinya menambah kekayaan? Kan tidak. Terjadi penjualan besar-besaran sumber daya alam, dihitung sebagai bagian pertumbuhan ekonomi padahal kita melepas harta," ungkapnya. (boy/jpnn)
JAKARTA - Ketua Dewan Pakar Pusat Kajian Trisakti Adrinov Chaniago menyatakan tingkat ketergantungan Indonesia terhadap negara lain di bidang pangan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kebutuhan Tepung Panir Capai Rp 1 Triliun, BRRC Optimistis Kuasai Pasar
- Brigit Biofarmaka Teknologi Hadirkan Spirulina, Inovasi Pengganti Susu Sapi
- Sepanjang 2024, Surveyor Indonesia Verifikasi 43 Komoditas Barang Impor
- F-PAN Apresiasi Keberhasilan Pemerintah Mengatasi 10 Tantangan Ekonomi di 2024
- Kabar Awal Tahun, Pertamina Menaikkan Harga BBM
- Volume Peti Kemas di JICT 2024 Tembus 2,2 Juta TEUs