Ketergantungan Impor Masih Tinggi

Dia menambahkan bukan hanya industri yang tak bisa berkembang. "Tapi, manusia tak bisa mengejar ketinggalan karena diabaikan oleh pemimpinnya sendiri," jelasnya.
Menurut Adrinov, angka pertumbuhan ekonomi yang diklaim lima persen lebih juga tidak ada artinya bagi negara yang penduduknya besar dan memiliki sumber daya alam yang banyak.
"Angka itu mengandung unsur manipulatif, ada manipulasi untuk membentuk angka pertumbuhan. Karena angka 5,8 persen itu termasuk penjualan harta," katanya.
Dia mengilustrasikan misalnya punya rekening berisi Rp 5 juta, tapi juga punya logam mulia, emas, dan kemudian dimasukkan rekening. Otomatis isi rekening juga bertambah.
"Apa artinya menambah kekayaan? Kan tidak. Terjadi penjualan besar-besaran sumber daya alam, dihitung sebagai bagian pertumbuhan ekonomi padahal kita melepas harta," ungkapnya. (boy/jpnn)
JAKARTA - Ketua Dewan Pakar Pusat Kajian Trisakti Adrinov Chaniago menyatakan tingkat ketergantungan Indonesia terhadap negara lain di bidang pangan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- PT Ceria Siap Jadi Pemain Global di Industri Nikel, Produksi FeNi Perdana Akhir April
- Dinas ESDM NTB Sebut STM Masih Eksplorasi dan Patuh Lapor Berkala
- Rupiah Mulai Bangkit, Akankah Terus Berlanjut?
- Ekonom: SKK Migas Tidak Berpihak pada Industri Besi dan Baja Nasional
- Ini Langkah Strategis Bea Cukai Memperkuat Peran UMKM dan IKM dalam Ekosistem Ekspor
- Kemnaker Evaluasi Aplikator Transportasi Daring Soal Laporan Pemberian BHR Rp 50 Ribu