Ketersediaan Spektrum Jadi Hal Utama Membangun Jaringan 5G di Indonesia
jpnn.com, JAKARTA - Penyediaan spektrum frekuensi dinilai jadi kunci utama untuk menyiapkan dan menghadirkan teknologi 5G di Indonesia.
"Memiliki spektrum adalah salah satunya. Spektrum harus tersedia. Pemerintah, regulator, dan operator sudah meng-address ini untuk tersedia di negeri," kata Head of Ericsson Indonesia, Jerry Soper.
Menurutnya, spektrum penting karena apabila Indonesia tidak memiliki hal tersebut, maka negara tak bisa mengakses dan memanfaatkan teknologi 5G yang lebih canggih, cepat, low latency, dan seamless.
"Seluruh manfaat 5G tersebut bisa didapat dengan adanya ketersediaan spektrum serta ekosistem yang solid dari sisi teknologi, peraturan, dan mitra industri," tambah Soper.
Ia menuturkan studi potensi bisnis 5G di Indonesia menggambarkan transformasi berbasis ICT skala besar yang dihadapi oleh semua industri secara vertikal.
Ini memungkinkan pendapatan digitalisasi sebesar 44,2 miliar pada tahun 2030, di mana 39 persen nilainya dimungkinkan oleh teknologi 5G.
Dari total nilai tersebut, sebesar 47 persen atau sekitar 8,2 miliar bisa didapatkan oleh operator.
Lebih lanjut, teknologi untuk 5G sendiri sudah berangsur tersedia di banyak negara. Di Asia Tenggara sendiri, Thailand menjadi salah satu pasar (market) 5G terbesar.
Penyediaan spektrum frekuensi dinilai jadi kunci utama untuk menyiapkan dan menghadirkan teknologi 5G di Indonesia.
- Digitalisasi untuk Mendorong Pengembangan Pariwisata Indonesia Perlu Dilakukan
- Universitas Bakrie Jadi Jembatan Pengembangan Industri Halal Antara Indonesia dan Filipina
- PKN Membantu Pemerintah untuk Mengentaskan Masalah Stunting
- Latihan Militer Terpisah dengan Rusia dan Australia, Indonesia Tak Ingin Dikuasai oleh Siapa Pun?
- Pendidikan dan Pengalaman Kerja Migran, Termasuk Asal Indonesia, Belum Tentu Diakui Australia
- Apakah Bentrokan Indonesia dengan Kapal Tiongkok di Laut China Selatan Pertanda Konflik?