Ketidakpercayaan Warga kepada Aparat Hambat Vaksinasi di Papua
Salah satu tokoh gereja di Papua, Pendeta Benny Giay, mengatakan pelibatan aparat TNI dan Polri dalam pelaksanaan program vaksinasi juga menjadi salah satu pertimbangan banyak jemaatnya untuk tidak divaksinasi.
"Ini anggapan umum dan persoalan besar."
"Kami tahu COVID ini penting dan berbahaya, tapi kami [pihak gereja] hanya bisa mempromosikan soal protokol kesehatan, 3M, hanya itu," ujar Pendeta Benny.
Ia juga menyayangkan ketidakpekaan Presiden Joko Widodo yang beberapa waktu yang lalu memerintahkan Badan Intelijen Nasional (BIN) untuk mengetuk pintu-pintu rumah warga agar divaksinasi.
Dengan riwayat konflik dan kekerasan di tanah Papua selama ini, Benny menilai arahan ini tidak bijak, mengingat trauma sebagian besar warga.
"[Kebijakan] ini bukan hanya tidak sensitif, tapi saya sampai ke tahap mencurigai itu [dilakukan] secara sistematis, " ujarnya.
"Karena [Pemerintah] Indonesia secara intelek sudah tahu orang Papua akan merasa terteror tetapi memaksakan dengan polisi dan tentara, ini sendiri cara untuk membunuh orang Papua lagi."
"Kami jadi seolah tidak punya opsi lain. Kami berhadapan dengan tembok besar di masyarakat, tembok kecurigaan dan ketidakpercayaan pada pemerintah."
Selain maraknya hoaks dan berbagai teori konspirasi, ada penyebab lain yang menyebabkan program vaksinasi COVID-19 tersendat, yakni ketidakpercayaan pada aparat
- Siapa Saja Bali Nine, yang Akan Dipindahkan ke penjara Australia?
- Dunia Hari Ini: Menang Pilpres, Donald Trump Lolos dari Jerat Hukum
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Ketua MRP Papua Barat Daya: Jangan Golput, Pastikan Pesta Demokrasi Aman dan Lancar
- Program Sarapan Sehat Bergizi tak Hanya untuk Anak Didik, Tetapi juga Menyasar Para Guru
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan