Ketidaksetaraan Laki-Laki dan Perempuan di Bidang STEM Masih Tinggi
jpnn.com, JAKARTA - Isu ketidaksetaraan antara laki-laki dan perempuan dalam bidang STEM atau sains, teknologi, teknik, dan matematika, perlu mendapat perhatian.
Merujuk International Labour Organization (ILO), perempuan hanya menyumbang 35% lulusan STEM dan hanya 8% pekerja STEM di Indonesia.
"Laki-laki mendominasi posisi STEM yang lebih terampil dan memiliki gaji lebih tinggi, sementara perempuan terkonsentrasi di pekerjaan yang bergaji lebih rendah dan kurang terampil," kata Country Head Tanoto Foundation (TF) Indonesia Inge Kusuma dalam acara DGs Festival, Jakarta, baru-baru ini.
Menurut studi World Bank tahun 2018, mendidik perempuan menjadi kunci untuk mengurangi kemiskinan.
Namun, perempuan khususnya anak-anak masih menjadi salah satu kelompok yang paling rentan terdampak khususnya pada saat krisis seperti bencana alam, resesi ekonomi, pandemi, atau bahkan perang.
“Anak perempuan menghadapi diskriminasi dan kekerasan dalam berbagai bentuk,” ucap Inge.
Dia menambahkan perempuan di sektor STEM Indonesia juga menghasilkan pendapatan 28 persen lebih rendah dibandingkan laki-laki.
Sebagai perbandingan, negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand, mereka memiliki representasi perempuan yang lebih tinggi di bidang STEM.
Ketidaksetaraan laki-laki dan perempuan di bidang STEM masih tinggi sehingga perbedaannya sangat menyolok
- Gegara Kelakar soal Janda, Ridwan Kamil Dinilai Merendahkan Perempuan
- KOPRI Dorong Adanya Ruang Aman untuk Perempuan dan Anak di Tempat-Tempat Ini
- Deklarasi Pilkada Damai, Bawaslu-Kementerian PPPA-KPU Jamin Ruang Aman bagi Perempuan
- Pemerintah Meluncurkan Satgas Jejaring Advokasi Inklusi Keuangan Digital Perempuan
- inDrive Hadirkan Aurora Tech Award 2025 Dukung Inovator Perempuan di Bidang Teknologi
- MIND ID Pamerkan Penerapan K3 & Kesetaraan Gender di D Futuro Futurist Summit 2024