Ketika Anak-anak H Widayat Berebut Warisan sang Maestro
Demi Uang, 141 Lukisan Berpindah Tangan
Selasa, 15 Januari 2013 – 06:08 WIB
![Ketika Anak-anak H Widayat Berebut Warisan sang Maestro](https://cloud.jpnn.com/photo/picture/watermark/20130115_061327/061327_174788_boks__WIDAYAT.jpg)
Widayat, salah seorang pelukis legendaris Indonesia. Foto: REPRO MUKHTAR LUTFI/Radar Semarang
ANDAI saja H Widayat masih hidup, mungkin dia kini dirundung malu dan sedih. Pasalnya, anak-cucunya beramai-ramai berebut harta warisan yang ditinggalkan sang maestro pelukis Indonesia itu. Termasuk 141 karya lukisan Widayat yang "raib" dari museum yang didirikannya di Magelang, Jawa Tengah. -----------
MUKHTAR LUTFI, Magelang
-----------
SUATU hari, semasa hidup, H Widayat tampak begitu marah. Marah sekali. Tak pernah dia semurka itu kepada anak-anaknya. Penyebabnya adalah keinginan anak-anaknya dari istri kedua Widayat, Soemini, yang hendak menjual salah satu lukisan yang dipajang di museum. Sebuah lukisan istimewa karena dibuat khusus untuk sang istri kedua itu.
Sebelas anak hasil pernikahan Widayat dengan istri pertama, Soewarni, maupun dengan Soemini, dikumpulkan di dalam museum. Semua datang. Tanpa basa-basi, Widayat berwasiat, "Sopo wae (Siapa saja, Red) anak keturunanku, cucuku, sik wani ngrusak (yang berani merusak, Red) atau memindahtangankan lukisan di museum, saya azab, saya laknat," katanya.
ANDAI saja H Widayat masih hidup, mungkin dia kini dirundung malu dan sedih. Pasalnya, anak-cucunya beramai-ramai berebut harta warisan yang ditinggalkan
BERITA TERKAIT
- Kontroversi Rencana Penamaan Jalan Pramoedya Ananta Toer, Apresiasi Terhalang Stigma Kiri
- Kisah Jenderal Gondrong ke Iran demi Berantas Narkoba, Dijaga Ketat di Depan Kamar Hotel
- Petani Muda Al Fansuri Menuangkan Keresahan Melalui Buku Berjudul Agrikultur Progresif
- Setahun Badan Karantina Indonesia, Bayi yang Bertekad Meraksasa demi Menjaga Pertahanan Negara
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah