Ketika Anak-anak H Widayat Berebut Warisan sang Maestro
Demi Uang, 141 Lukisan Berpindah Tangan
Selasa, 15 Januari 2013 – 06:08 WIB
Pada 2002 anak-anak Widayat mengubah pengelolaan museum dari yayasan ke perseroan terbatas (PT). Fajar Purnomo Sidi dipilih sebagai direktur, sedangkan anak-anak Widayat yang lain menjadi komisaris.
Namun, sejak itu perselisihan dimulai. Termasuk diusirnya Fajar Purnomo Sidi dari rumah karena dianggap tidak becus mengurus Museum H Widayat yang terletak di Jalan Letnan Tukiyat, Kota Mungkid, dua kilometer dari Candi Borobudur, Magelang, itu. "Saya diusir karena dianggap akan menguasai peninggalan Bapak," katanya.
Setelah Purnomo dilengserkan, direktur PT H Widayat digantikan Hendro Wardoyo, anak kedua dari istri pertama. Seiring perjalanan waktu, satu per satu aset PT, termasuk lukisan, dijual kepada pihak lain. Hasil penjualan itu lalu dibagi untuk sebagian anak-anak Widayat.
"Pengeluaran PT saat itu mencapai Rp 75 juta per bulan, sedangkan dari museum tidak ada pemasukan sama sekali," ungkap Purnomo. Dari kenyataan itu, Purnomo menduga ada penjualan aset museum untuk membiayai operasional PT.
ANDAI saja H Widayat masih hidup, mungkin dia kini dirundung malu dan sedih. Pasalnya, anak-cucunya beramai-ramai berebut harta warisan yang ditinggalkan
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408