Ketika Anak-anak H Widayat Berebut Warisan sang Maestro

Demi Uang, 141 Lukisan Berpindah Tangan

Ketika Anak-anak H Widayat Berebut Warisan sang Maestro
Widayat, salah seorang pelukis legendaris Indonesia. Foto: REPRO MUKHTAR LUTFI/Radar Semarang
Pada 2002 anak-anak Widayat mengubah pengelolaan museum dari yayasan ke perseroan terbatas (PT). Fajar Purnomo Sidi dipilih sebagai direktur, sedangkan anak-anak Widayat yang lain menjadi komisaris.

Namun, sejak itu perselisihan dimulai. Termasuk diusirnya Fajar Purnomo Sidi dari rumah karena dianggap tidak becus mengurus Museum H Widayat yang terletak di Jalan Letnan Tukiyat, Kota Mungkid, dua kilometer dari Candi Borobudur, Magelang, itu. "Saya diusir karena dianggap akan menguasai peninggalan Bapak," katanya.

Setelah Purnomo dilengserkan, direktur PT H Widayat digantikan Hendro Wardoyo, anak kedua dari istri pertama. Seiring perjalanan waktu, satu per satu aset PT, termasuk lukisan, dijual kepada pihak lain. Hasil penjualan itu lalu dibagi untuk sebagian anak-anak Widayat.

"Pengeluaran PT saat itu mencapai Rp 75 juta per bulan, sedangkan dari museum tidak ada pemasukan sama sekali," ungkap Purnomo. Dari kenyataan itu, Purnomo menduga ada penjualan aset museum untuk membiayai operasional PT.

ANDAI saja H Widayat masih hidup, mungkin dia kini dirundung malu dan sedih. Pasalnya, anak-cucunya beramai-ramai berebut harta warisan yang ditinggalkan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News