Ketika Bahasa Aceh Masuk Muatan Lokal
Para Pendidik Khawatirkan Bisa Punah
Selasa, 14 Desember 2010 – 00:20 WIB
Tahapan lain yang diterapkan oleh sekolah dasar berstatus Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) ini juga memasukkan bahasa Aceh ke dalam muatan lokal. Sehingga, seluruh siswa di sekolah tersebut mau tidak mau harus mempelajari bahasa Aceh, khususnya bahasa Aceh pesisir atau bsia disebut Banda Aceh. “Kami juga memasukkan mata pelajaran Bahasa Aceh ini ke dalam ujian sekolah,” imbuh Deni yang juga didampingi oleh ketiga wakil Kepala Sekolah SD Negeri 67 Percontohan Banda Aceh ini.
Ujian sekolah bahasa Aceh di sini, lanjut Deni, di bagi dua bagian, yakni ujian teori dan praktek. Untuk ujian praktek, anak-anak dituntut untuk dapat mengucapkan suatu kalimat bahasa Indonesia dengan menggunakan bahasa Aceh. Sedangkan, ujian yang paling dianggap sulit adalah ujian teori dengan menulis.
Deni menceritakan, sebagian anak-anak didiknya yang berasal dari kalangan pendatang bahkan anak-anak pejabat pemerintahan di Aceh tersebut sangat sulit untuk menulis kalimat dengan bahasa Aceh. Tak heran jika nilai bahasa Aceh di sekolah yang letaknya berdampingan dengan SMP Negeri 19 Percontohan ini cukup rendah.
"Kami akui, di sekolah kami untuk nilai bahasa Aceh cukup rendah dibandingkan dengan yang lain. Penyebabnya, karena anak-anak di sekolah kami sebagian besar pendatang. Selain itu, komunikasi di sekolah pun bahasa Indonesia dan mereka lebih mudah untuk mengungkapkan bahasa Inggris meskipun ada pelajaran Bahasa Aceh selama 1 jam di setiap minggunya,” papar Deni.
Keberadaan bahasa ibu atau bahasa daerah di setiap propinsi di Indonesia, tentunya sangat dijaga eksistensinya. Namun, dengan perkembangan jaman
BERITA TERKAIT
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara
- MP21 Freeport, Mengubah Lahan Gersang Limbah Tambang Menjadi Gesang
- Sekolah Asrama Taruna Papua, Ikhtiar Mendidik Anak-anak dari Suku Terpencil Menembus Garis Batas
- Kolonel Zainal Khairul: Pak Prabowo Satuan Khusus, Saya Infanteri dari 408