Ketika Cucu-Cucu Pramoedya Ananta Toer Membuat Band Tetralogiska
Upaya untuk Jaga Eksistensi Karya Opa
Kamis, 14 Juni 2012 – 00:14 WIB
Adit memang punya minat di jalur seni itu. Bahkan, mahasiswa Universitas Persada Indonesia YAI tersebut dulu sering mengiringi kakeknya saat tampil dalam pertunjukan sastra. Maka, bersama empat saudaranya (juga cucu Pram), Adit membentuk grup band yang kemudian diberi nama Tetralogiska pada 2008. Nama itu mengacu pada karya monumental Pramoedya, tetralogi Pulau Buru: Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca.
Penghobi fotografi tersebut lantas menceritakan kenapa menggunakan nama Tetralogiska untuk nama bandnya. "Kami pilih tetralogi karena terinspirasi perjuangan opa selama di penjara Pulau Buru," tandasnya.
Seperti diketahui, Pramoedya melahirkan tetralogi saat mendekam di penjara Pulau Buru. Empat buku yang ditulis pada 1970"1980 itu mengisahkan munculnya pemikiran politik etis dan awal periode kebangkitan nasional.
Namun, setahun setelah buku pertama, Bumi Manusia, terbit pada 1980, rezim Orde Baru (Orba) melarang peredaran buku tersebut. Sastrawan kelahiran Blora, Jawa Tengah, 6 Februari 1925, itu dianggap mempropagandakan ajaran-ajaran Marxisme, Leninisme, dan komunisme. Padahal, ajaran yang dituduhkan tidak disebut sama sekali dalam mahakarya itu kecuali nasionalisme.
Cara yang dipakai Aditya Prasstira untuk mengenang kehebatan sang kakek, sastrawan kenamaan Pramoedya Ananta Toer, sungguh unik. Dia membentuk band
BERITA TERKAIT
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara